LAMONGAN, BANGSAONLINE.com - Pemkab Lamongan merintis kerja sama dengan Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) dalam penyediaan bibit unggul padi. Ini untuk mendukung program peningkatan produksi dan produktivitas padi di Lamongan.
Mengawali itu, Deputi Bidang Pendayagunaan Tenaga Nuklir Batan, Hendig Winarno mengenalkan sejumlah bibit unggul yang sudah sukses dikembangkan dalam Inkubasi Bisnis dan Teknologi Produk Litbang Batan. Hal tersebut disampaikan di Ruang Pertemuan Dinas Tanaman Pangan, Holtikultura dan Perkebunan (TPHP), Kamis (15/11).
Baca Juga: Pesan Bupati Lamongan di Peringatan Hari Ibu ke-96
Hendig menyebutkan, masyarakat masih sering salah kaprah dengan peran Batan selama ini. Pendapatan yang berlaku kebanyakan, produk nuklir yang dihasilkan Batan hanya berkaitan dengan senjata, bom, dan hal-hal mengerikan lainnya.
"Padahal tidak seperti itu. Visi Batan tahun 2015-2019 yakni berperan dalam percepatan kesejahteraan menuju kemandirian bangsa. Teknologi nuklir bisa diterapkan pada lingkungan, industri, pangan, peternakan, kesehatan, sumberdaya air, energi, dan material maju," ungkap Hendig Winarno.
Dia menjelaskan salah satu aplikasi teknologi nuklir bidang pertanian yakni pemuliaan mutasi menggunakan radiasi gamma, sehingga menghasilkan varietas unggul.
Baca Juga: Tak Ingin Warganya Terjebak Pinjol dan Investasi Bodong, Anggota DPR RI Jiddan Gelar Sosialisasi
Sampai dengan tahun 2018, Batan telah mengahsilkan 23 variasi mutasi beras. Contohnya Mira I di tahun 2006, Bestari di tahun 2008, Inpari Sidenuk tahun 2011, Inpari Mugibat tahun 2012, dan Tropiko di tahun 2015.
“Dan sampai dengan saat ini sudah 31 provinsi yang sudah bekerja sama dengan Batan,” jelasnya.
Sementara Asistem Ekonomi dan Pembangunan M. Faiz Junaidi mengungkapkan komitmen Bupati Fadeli untuk meningkatkan produksi dan dan produktivitas padi di tahun 2019.
Baca Juga: Lantik Direktur Utama BDL, Bupati Yuhronur Tekankan Dua Peran Perusahaan Daerah
“Di akhir tahun 2018 ini produksi padi di Kabupaten Lamongan akan mencapai angka 1 juta ton gabah kering giling. Jumlah tersebut bisa menjadi yang terbesar di Jawa Timur,” ujarnya.
Dia berharap rencana kerjasama dengan Batan tersebut bisa menjadi salah satu dukungan dalam upaya pencapaian kenaikan produksi dan produktivitas padi di tahun 2019. (qom/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News