JOMBANG, BANGSAONLINE.com - Keluhan sejumlah pengelola e-Warong soal banyaknya telur Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) yang rusak dan busuk, akhirnya direspons Dinas Sosial Kabupaten Jombang. Pemerintah menginstruksikan penyuplai untuk menarik telur yang sudah dikirim. Selain itu, penyuplai juga tak lagi digunakan.
Tim dari Dinas Sosial Jombang hari ini melakukan sidak ke sejumlah e-Warong. Salah satunya di Desa Catakgayam, Mojowarno. Petugas memeriksa sisa telur dan beras BPNT yang belum dibagikan ke para penerima Program Keluarga Harapan (PKH).
Baca Juga: Bansos Beras Diharapkan Lanjut, Presiden Jokowi Janji Akan Bisiki Prabowo
Pengelola e-Warong Desa Catakgayam Solihudin mengatakan, kiriman telur dari penyuplai PT Pertani tiba Senin (19/11). Pasokan telur dan beras itu dibagikan ke 624 penerima PKH pada Kamis (22/11). Setiap penerima mendapatkan 1 Kg telur dan 7 Kg beras.
Dari jumlah itu, baru sekitar 500 penerima PKH yang sudah mengambil paket BPNT. Sementara yang lainnya hingga kini belum bisa mengambil lantaran terkendala rusaknya kartu ATM dan hilangnya PIN.
"Yang rusak pecah sekitar 2 kilogram, dua sampai tiga hari membusuk. Langsung saya buang yang busuk," kata Solihudin kepada wartawan di lokasi, Senin (26/11).
Baca Juga: Bansos PKH BPNT BLT Tidak Cair? Coba Lakukan Langkah ini
Temuan ini membuat Dinas Sosial Jombang langsung menghubungi PT Pertani. Tim lantas menuju ke Desa Bongkot, Peterongan lantaran sedang ada penarikan telur dari agen e-Warong oleh PT Pertani.
Kepala Dinas Sosial Jombang M Soleh mengaku telah mengeluarkan instruksi kepada seluruh agen e-Warong di Kota Santri. Pihaknya meminta para agen untuk mengembalikan telur ke PT Pertani. Untuk memenuhi kebutuhan para penerima PKH, para agen diberi kebebasan berbelanja telur di tempat lain.
"Tanggal 23 November kami putuskan PT Pertani untuk menghentikan penyaluran telur di Jombang untuk program BPNT," tegasnya.
Baca Juga: Risma Minta Masyarakat Bantu Kemensos untuk Perbaiki Data Penerima Bansos
Soleh menambahkan, rusaknya telur-telur untuk BPNT salah satunya akibat proses pengangkutan. Ditambah lagi telur-telur tersebut diambil PT Pertani langsung dari peternak. "PT Pertani mengambil langsung dari kandang ternak yang tak terjamin higienisnya, sehat atau tidak. Langsung dibawa ke agen," ungkapnya.
Staf Operasional PT pertani Didit Frimansyah menuturkan, proses penarikan telur BPNT saat ini sedang berjalan. Dia mengakui rusaknya telur terjadi dalam proses pengiriman. "Penyebabnya faktor panas, di perjalanan kena guncangan membuat terlur pecah. Pecah sebagian mengakibatkan bau," tandasnya. (ony/ns)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News