JAKARTA(BangsaOnline) Megawati Soekarnoputeri tidak tergantikan di PDIP.
Buktinya, dia kembali dipilih menjadi ketua umum PDIP. Dengan posisinya yang
sangat dominan dan sentral, sejumlah pakar politik memprediksi Mega akan
menjadi ketua umum seumur hidup. Selama ada Mega, tidak akan ada kader lain
yang berani maju.
Hasil Rakernas PDIP di Semarang Sabtu (20/9), Mega terpilih kembali menjadi
ketua umum periode 2015 hingga 2020 dan akan dikukuhkan pada Kongres 2015.
Tercatat Mega sudah menjadi ketua umum sejak 1993, saat nama partai masih PDI.
Artinya Mega sudah memimpin kandang banteng selama 21 tahun. Dan jika mampu
menuntaskan jabatan sampai 2020, maka Mega akan menjadi ketua umum terlama
yaitu selama 27 tahun.
Pakar politik Universitas Indonesia Arbi Sanit memprediksi, jika kondisinya
seperti ini terus maka Mega akan menjadi ketua umum PDIP seumur hidup. Dengan
kata lain, selama Mega masih hidup posisi ketua umum tidak akan diberikan ke
orang lain.
"Bisa seumur hidup," ucap Arbi Sanit (Minggu, 21/9).
Saat ini, kata Arbi, PDIP sama dengan partai-partai lain di Indonesia yang
mengalami krisis kepemimpinan. Tidak muncul kader baru yang begitu berpengaruh,
punya loyalitas tinggi, dan mampu menyatukan semua elemen partai. Akhirnya,
yang dipilih kembali "sang pemilik saham' partai.
Menurutnya, untuk menjadi ketua umum, seseorang harus memiliki tiga unsur utama
yaitu kharismatik, birokratik, dan legal formal. Untuk yang dua terakhir, bisa
dibentuk. Tapi untuk kharismatik, hanya Mega yang punya.
"Nggak ada yang punya kharisma seperti Mega. Padahal, kharisma ini sangat
penting. Kalau tidak ada kharisma akan dangkal," ucapnya.
Sementara Ketua Yayasan Pendidikan Soekarno, Rachmawati
Soekarnoputri mengatakan bahwa ajaran Trisakti sulit diwujudkan dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara selama konstitusi yang berlaku di Indonesia bercorak
liberal-kapitalistik.
Dengan demikian, siapa pun yang berkuasa di republik ini, termasuk pemerintahan
Joko Widodo, tidak akan bisa mewujudkan kedaulatan politik, berdikari secara
ekonomi, dan berkepribadian secara sosial budaya.
Karena itu pula, putri Bung Karno yang juga adik kandung Megwati ini meragukan
jaminan yang disampaikan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri bahwa
pemerintahan Jokowi akan melaksananakan Trisakti Bung Karno.
"Bagaimana mungkin ajaran Bung Karno berjalan di atas landasan konstitusi
yang liberal kapitalistik," katanya (Minggu, 21/9).
Menurut dia, pidato Megawati di Rakernas PDIP di Semarang yang mengatakan pemerintahan
mendatang akan melaksananakn ajaran Trisakti hanyalah omong besar. Justru ada
kesan kuat pemerintahan yang coba dibangun Jokowi tidak akan bisa berbuat
apa-apa selain mengabdi pada kepentingan asing dan kaum kapitalis.
Saat ini, kata Rachma, sulit menyatakan kita berdaulat di bidang politik karena
nyatanya politik kita benar-benar tergantung pada negara-negara besar seperti
Amerika Serikat dan Republik Rakyat Tiongkok. Kita juga sulit berdikari di
bidang ekonomi karena nyatanya negara menganut free market oriented.
Hal yang sama terjadi dalam bidang budaya. Digembar-gemborkan bisa
berkepribadian dalam budaya tapi segala macam infiltrasi budaya asing dibiarkan
masuk sesukanya atas nama HAM.
Baca Juga: Hartono dari Fraksi PDIP Resmi Jabat Wakil Ketua DPRD Kabupaten Mojokerto 2024-2029
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News