KUMASI (bangsaonline)
Sepeda bambu mulai dilirik orang-orang yang cinta kepada lingkungan bersih. Bahkan, karena sepeda bambu ini, ABG asal Ghana menjadi kaya raya.
Baca Juga: Tangkap Peluang Fenomena Tren Sepeda, Dinkop UMTK Kota Kediri Gelar Pelatihan Usaha
Seorang wirausahawati bertekad mengubah dunia. Perempuan berusia 19 tahun itu mempekerjakan 30 perempuan muda untuk memproduksi sepeda bambu di Ghana dan menerima beragam penghargaan.
Pengusaha muda Winifred Selby siap perang demi planet bumi yang lebih hijau dan bebas karbon. Ia mendirikan Ghana Bamboo Bikes tahun 2009 - dan model bisnisnya langsung melejit. Saat ini ia punya 30 pekerja dan sepeda bambu buatan perusahaannya semakin populer saja.
Selby mengatakan omset perusahaannya mencapai 10.000 Dolar per bulan, ini termasuk hasil ekspor sepeda produksinya.
Baca Juga: Ratusan Pembalap Sepeda Meriahkan Kota Kediri Criterium Challenge 2022
Ia memulai usahanya pada usia 15 tahun. Kesulitan ekonomi dalam keluarganya diakui sebagai motivasi.
"Ketika saya berusia 6 tahun, keluarga saya selalu kekurangan uang sehingga kami terkadang berjualan saat libur sekolah, karena kalau tidak, kami dapat uang sekolah dari mana?"
Selby memutuskan untuk mendirikan perusahaan yang berkomitmen mempromosikan perdagangan adil dan menciptakan produk-produk ramah lingkungan. Ia juga ingin menyediakan peluang kerja bagi generasi muda Ghana yang tercekik kemiskinan.
Baca Juga: Ikuti Yogyakarta Ultra Cycling Challenge 1.200 Km, Bunda Fey Selesaikan Sepertiga Perjalanan
Meski konsep sepeda bambu bukanlah sesuatu yang baru, Selby tetap nekat bersama dua rekan pendiri perusahaan Bernice Dapaah dan Kwame Kyei.
Inisiatif Ghana Bamboo Bikes bermarkas di Kumasi, kota terbesar kedua di Ghana. Mereka merakit sepeda yang cocok untuk dataran tinggi dan jalanan berlubang di negara Afrika Barat tersebut.
"Kalau biaya memproduksi kerangka bambu adalah 150 Dolar dan kami menjualnya seharga 250 Dolar, ini berarti kami untung 100 Dolar," ujar Selby.
Baca Juga: Jembatan Provinsi di Sampang-Ketapang Rawan Kecelakaan
Kafui Dey, seorang pembawa acara televisi terkenal di Ghana, mengaku terkesan dengan kualitas sepeda bambu buatan perusahaan Selby usai menjalani tes jalan ketika pameran.
"Terasa enak dan stabil, tidak terlalu berat dan saya mencoba berkeliling, saya menyukainya," kata Dey. "Yang lebih mengesankan untuk saya adalah inisiatifnya - orang Ghana yang mau berbuat sesuatu bukan hanya untuk diri sendiri tapi juga untuk komunitas."
Selby dan para koleganya di Ghana Bamboo Bikes memiliki target untuk menjadi sebuah perusahaan besar dengan banyak cabang di seluruh penjuru negeri. Dengan kisah sukses semacam ini hanya setelah beroperasi selama 4 tahun, masa depan terlihat cerah bagi proyek ini yang berkontribusi bagi perang melawan perubahan iklim dan perlindungan lingkungan.
Baca Juga: Konsep ini Jadi Rahasia Dua Pesepeda dari Bogor saat Gowes Keliling Jawa
Tren di Manila
Ibukota Filipina terkenal dengan kemacetan berat dan polusi udara. Sepeda bambu mungkin bisa mengurangi emisi dan melancarkan langkah menuju kota yang hijau.
Sepeda bambu
Baca Juga: Mengintip Ratusan Koleksi Sepeda Tua di Kediri, Terbanyak Buatan Belanda dan Inggris
Sejumlah orang tampak mengendarai sepeda bambu di pusat ibukota Filipina, Manila. Warga Filipina-AS Bryan McClelland (29), adalah orang yang berada di balik konsep "Bambikes", itu adalah perusahaan yang membuat sepeda dari bambu di Filipina. Ia mendirikan Bambikes tahun 2010, tapi baru sekarang mengadakan tour di Manila.
"Ada tren bersepeda baru yang global. Berbagai kota sekarang mengadakan tur bersepeda, karena itu adalah cara terbaik untuk berinteraksi dengan lingkungan dan kota," dijelaskan McClelland.
Sepedanya dibuat dari bambu yang dipotong dan dikeringkan, kemudian dibungkus lapisan yang dibuat dari serat cannabis. Menurut McClelland, bambu adalah salah satu materi terkuat di dunia, dan memiliki kekuatan seperti metal. Setiap sepeda dibuat pekerja di kota Victoria, 130 km dari Metro Manila, ibukota Filipina.
Baca Juga: Aksi Tanam Pohon Bambu Warnai Musancab Serentak PDIP Trenggalek
Selain menjadi alternatif baru bagi wisatawan untuk melihat-lihat kota Manila, tur ini juga menjadi awal proyek lebih luas untuk mempromosikan kota yang lebih layak bagi pejalan kaki. McClelland kini sedang berunding dengan pemerintah kawasan pusat kota Manila, yang disebut Intramuros, tentang strategi untuk pengembangan turisme yang lebih berbasis pada pejalan kaki, dan menciptakan kota yang lebih bisa dinikmati dengan berjalan kaki dan menggunakan sepeda.
"Sekarang tidak ada jalur spesial untuk sepeda. Trotoar ada di banyak tempat, tapi tidak teratur, dan jumlah mobil sangat banyak, jadi orang selalu khawatir lalu lintas," kata McClelland.
Metro Manila termasuk daerah di Asia yang paling menderita akibat polusi. Kadar PM (particulate matter) atau partikulat di Manila lebih dari dua kali lipat yang ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Menurut departemen Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam, 70% polusi udara di Metro Manila berasal dari kendaraan bermotor.
Baca Juga: Satreskrim Polresta Sidoarjo Tangkap Dua Penggelap Sepeda Angin
Ko Sakamoto, pakar ekonomi transportasi dalam Divisi Infrastruktur Berkelangsungan di Asian Development Bank berpendapat, tantangan terbesar adalan transportasi dengan motor. "Seperti di negara-negara lainnya di Asia-Pasifik, orang adu cepat melawan waktu. Di negara khas Asia, ada penggandaan jumlah kendaraan dalam empat hingga tujuh tahun," demikian Sakamoto.
Sebagai reaksinya, pemerintah meluncurkan sejumlah proyek yang bertujuan mengembangkan bentuk lebih ramah lingkungan. Salah satu bagian strategi adalah peluncuran bus hibrid, yang menggabungkan mesin disel dan motor elektrik. Bus-bus ini menggunakan bensin 30% lebih sedikit, dan memperoduksi CO2 lebih sedikit. Saat ini 249 bus hibrid sudah digunakan. Hingga akhir tahun ini jumlahnya diharapkan bertambah jadi 300.
Menurut McClelland, jumlah orang yang tertarik dengan bentuk transportasi berkelanjutan semakin banyak. Jika di kota besar ada jalur khusus untuk sepeda yang dihormati mobil, ia yakin jumlah pengendara sepeda akan semakin besar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News