KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Nama H. Amir Fatah (Alm) yang beralamat di Kelurahan Tosaren, Kecamatan Pesantren, Kota Kediri tentu tidak asing lagi bagi pencinta sepeda tua di Indonesia. Sejak tahun 1988, usai krisis moneter, penggemar sepeda tua, motor tua, dan mobil tua ini sudah mulai berburu sepeda tua ke seluruh penjuru negeri bahkan sampai ke Papua.
Meski H. Amir Fatah sudah lama meninggal yaitu sejak tahun 2014 lalu, namun koleksi sepeda tuanya sebanyak 400-an unit, masih tetap terawat dengan baik. Hal itu tidak terlepas dari anak H. Amir Fatah nomor 4, Sadam Husein.
Baca Juga: 5 Alasan Kenapa Gamers Harus Punya Kursi Gaming
Sadam sendiri mengaku mulai mengenal sepeda tua sejak di bangku SMP. Ketika itu, bapaknya membelikan sepeda tua merek Gazelle seri 11 buatan Belanda. Karena waktu itu tidak tahu kalau sepeda Gazelle adalah sepeda langka, ketika ke sekolah, sepeda itu dinaiki dengan teman sebaya, berjumlah 3 orang. Empat orang termasuk dirinya. Lama-lama, sepeda Gazelle-nya rusak. Melihat hal itu, bapaknya marah dan menjual sepeda itu. Ternyata, harga jual sepeda tersebut lebih mahal daripada saat membelinya.
Ketika dibeli pertama, ungkap Sadam, harga sepeda Gazelle itu hanya ratusan ribu. Tetapi ketika dijual laku Rp 3 juta. Harga itu, sudah sangat tinggi untuk ukuran waktu itu.
"Mulai saat itulah, Abah bertekad akan mengoleksi sepeda tua, dan bahkan beliau memburu sepeda tua sampai ke Papua. Termasuk membeli kembali sepeda Gazelle yang pernah dijualnya dulu, meski dengan harga tinggi," kata Sadam Husein, saat ditemui di gudang sepeda tua ayahnya, Selasa (13/7/2021).
Baca Juga: Ribuan Onthelis Serbu SLG, Putri Kediri Juarai Lomba Karnaval Perorangan Ngonthel Berbudaya
Menurut Sadam, sejak tahun 1988, ayahnya mulai mengoleksi berbagai merek sepeda tua, terutama sepeda tua buatan Belanda seperti Gazelle, Fongers, Simplex, Batavus, Sparta, dan yang lainnya. Sedangkan yang buatan Inggris ada merek Humber, Releigh, BSA, Philips, Sunbeam, dan lain-lain. Juga ada sepeda dari Rusia, Prancis, Jerman, dan Jepang.
"Selain mengoleksi, Bapak juga menjual bila harganya memang cocok. Untuk ukuran harga saat ini, untuk merek Gazelle bisa mencapai Rp 40 juta, begitu juga dengan merek Fongers. Semua tergantung jenis dan tahun pembuatannya," imbuh Sadam.
Baca Juga: Kios Bunga Mbak Yah Pernah Kirim Bunga ke Pontianak dan Lombok
Bahkan, pernah sepeda merek Sparta buatan Belanda sekitar tahun 1917, laku Rp 60 juta. Sepeda itu dibeli oleh seorang anggota dewan dari Mojokerto. "Tapi sekarang sepeda langka (Sparta) tersebut berada di Museum Angkut di Batu. Saya tidak tahu, bagaimana bisa sepeda itu berada di Museum Angkut itu," terang Sadam.
Sadam juga mengatakan bahwa sejak pandemi ini, sepedanya sudah jarang keluar untuk pameran. Biasanya, lanjut Sadam, setiap ada event sepeda tua, sepeda-sepedanya pasti diikutkan pameran. "Semoga pandemi ini segera berlalu, sehingga bisa ikut lagi, pameran sepeda tua di event-event sepeda tua yang digelar oleh Komunitas Sepeda Tua Indonesia (Kosti)," tutup Sadam penuh harap. (uji/zar)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News