Bonsai Kimeng Milik Ketua Rubi Kediri ini Dihargai Rp500 Juta

Bonsai Kimeng Milik Ketua Rubi Kediri ini Dihargai Rp500 Juta Bonsai jenis kimeng yang dihargai Rp500 juta saat dilakukan perawatan. Foto: MUJI HARJITA/ BANGSAONLINE

KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Siapa sangka, tumbuhan yang dikerdilkan atau biasa disebut bonsai harganya bisa mencapai ratusan juta rupiah. Tapi bagi penghobi dan penggemar bonsai, harga selangit itu sudah biasa.

Seperti bonsai jenis kimeng milik Solik, Ketua Rumah Indonesia (Rubi) Kediri, yang ditawar hingga Rp300 juta oleh penghobi bonsai lain. Namun, Solik belum mau melepasnya, karena ia mematok harga Rp500 juta.

Baca Juga: Kosti Kediri Sabet 2 Juara di Forda II Jatim

Kepada BANGSAONLINE.com, Solik menjelaskan bahwa bonsai merupakan tanaman atau pohon yang dikerdilkan di dalam pot. Tujuannya, membuat miniatur dari bentuk asli pohon tersebut di alam bebas.

Selain kimeng, jenis pohon lain yang bisa dijadikan bonsai adalah serut, mustan, dan jenis ficus lainnya.

"Semakin tua umur bonsai, maka semakin mahal harganya. Umur bonsai jenis kimeng milik saya ini sudah kami rawat selama 10 tahun. Sebelum saya ambil dari penghobi lain, umurnya sudah sekitar 12 tahun. Jadi umur bonsai kimeng ini sudah sekitar 22 tahun," kata Solik saat ditemui di rumahnya, Desa Wates, Kecamatan Wates, Kabupaten Kediri.

Baca Juga: Relawan Peduli Lingkungan Gelar Aksi Tanam Pohon di Dam Kunir Kediri

Kimeng yang nama latinnya Ficus Microcarpa ini memang memiliki ketahanan hidup relatif lama jika dirawat dengan baik dan benar.

kimeng milik Solik juga pernah diikutkan kontes di beberapa kota di Jawa Timur seperti Surabaya, Sidoarjo, Ngawi, Tulungagung, dan Madura.

"Saat mengikuti kontes itu, bonsai kimeng milik saya ini masuk 10 besar di kelasnya," ucapnya.

Baca Juga: Samsul RWJ dan Puluhan Pengusaha Sound Horeg Deklarasi Dukung Dhito-Dewi

Sementara itu, Bambang, yang bertugas merawat bonsai, mengungkapkan harga bonsai yang dirawat ini berkisar antara Rp5 juta sampai harga tertinggi Rp500 juta.

"Merawat bonsai itu harus telaten dan hati-hati, jangan sampai terlambat memberi nutrisi dan air. Kalau barang jadi itu (bonsai) yang sulit mempertahankan hidup. Setiap 10 hari harus diberi nutrisi dan ditata bentuknya," katanya, Rabu (7/2/2024).

Peminat bonsai, lanjut Bambang, tidak hanya dari Indonesia saja, tapi juga dari luar negeri seperti India dan negara Asia lainnya. Sayangnya untuk mengirim bonsai ke luar negeri perizinannya sangat sulit. (uji/rev)

Baca Juga: Situs Ndalem Pojok Gelar Diskusi di Hari Sumpah Pemuda 2024

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO