JAKARTA, BANGSAONLINE.com - Menjelang pelaksanaan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019, suhu politik semakin memanas. Terlebih kelompok radikal disinyalir terkonsolidasi lewat momentum pilpres ini. Kalau dibiarkan kondisi ini dikhawatirkan akan mengakibatkan situasi chaos. Karena itu, Gerakan Pemuda Ansor terpanggil untuk tetap menjaga situasi nasional yang kondusif.
Ketua Pimpinan Wilayah GP Ansor Jawa Timur, Moh Abid Umar mengungkapkan, kedatangan dirinya bersama Ketua Umum GP Ansor Yaqut Cholil Coumas dan para Ketua Pimpinan Wilayah GP Ansor se-Indonesia ke istana Kepresidenan bertemu Presiden Joko Widodo untuk melaporkan kondisi di provinsi masing-masing. Sekaligus juga memberi sejumlah masukan dan saran kepada Presiden.
Baca Juga: Napak Tilas Jejak Santri, Ratusan Banser di Jombang Kirab Merah Putih 300 Meter
"Kedatangan kami ini sebagai bentuk cinta pada NKRI. Kami tidak ingin bangsa ini terpecah karena kontestasi pilpres. Karena itu ketua umum dan para ketua pimpinan wilayah Ansor memberi masukan pada Bapak Presiden," tutur pria yang akrab disapa Gus Abid itu saat ditemui di komplek Istana Kepresidenan, Jumat (11/1).
Khusus Jawa Timur, Gus Abid mengungkapkan situasinya kondusif. Dirinya berkomitmen ikut menjaga kondisi kondusif itu tetap terjaga hingga berakhirnya penyelenggaraan pilpres 2019. Ia mengakui, Jawa Timur adalah salah satu barometer nasional, termasuk dari segi keamanan. Karena itu pihaknya secara maksimal ikut menjaga kondusivitas.
Pria yang namanya masuk dalam bursa Calon Wali Kota Surabaya pada Pilwali 2020 itu mengaku bersyukur, mayoritas warga Jatim adalah nahdliyin yang menganut ajaran Ahlussunah Wal Jamaah An Nahdliyah. Karena itu, para kiai, ulama, dan habib di Jatim selalu berdakwah secara santun dan menyejukkan.
Baca Juga: Gandeng LBH Ansor dan KPAI, Pemkot Mojokerto Gelar Penyuluhan Hukum
"Jawa Timur ini lah etalase Islam yang Rahmatan Lil Alamin. Menyampaikan ajaran agama secara santun dan menyejukkan. Karena situasi di Jatim juga selalu sejuk," imbuh cucu KH. Zainuddin Djazuli, kiai kharismatik pengasuh pondok pesantren Al Falah, Ploso, Kediri tersebut.
Meskipun sampai saat ini situasi Jawa Timur relatif kondusif, namun Gus Abid mengaku tak mau lengah. Karena itu pihaknya menginstruksikan jajaran pimpinan cabang yang ada di kabupaten dan kota di Jatim untuk memantau perkembangan situasi di daerahnya masing-masing.
Pasalnya banyak aktor dari luar yang masuk ke Jatim untuk memprovokasi di sejumlah daerah yang memiliki benih-benih radikalisme. Terlebih arus informasi menyesatkan atau hoax deras beredar di media sosial. Apalagi materinya sensisitif terkait agama dan etnis yang berpotensi menyulut emosi massa.
Baca Juga: Susbalan Ansor Jatim Dibuka, Safril Ingatkan Jangan Sampai Ada Pengkhianat
"Kalau Jatim sendiri kondusif, tapi ada aktor dari luar Jatim yang coba memprovokasi emosi massa di Jatim. Mereka ini yang terus kita pantau. Di sejumlah daerah terjadi ceramah yang isinya provokasi, ada bukti rekaman videonya. Tapi kita menahan diri dan menyerahkan penanganan kepada pihak kepolisian," pungkasnya.
Untuk diketahui, Presiden Joko Widodo menerima Pimpinan Gerakan Pemuda (GP) Ansor Yaqut Cholil Qoumas bersama pimpinan wilayah se-Indonesia di Istana Merdeka, Jakarta, pada Jumat, 11 Januari 2019. Kedatangan GP Ansor ini adalah untuk menyampaikan aspirasi dan memberikan masukan.
Pertemuan berlangsung di ruang utama mulai pukul 09.00 WIB. Presiden didampingi Menteri Sekretaris Negara Pratikno dan Kepala Staf Kepresidenan, Jenderal TNI (Purn) Moeldoko. (mdr/ian)
Baca Juga: Bupati Kediri Beri Sejumlah Bantuan ke Anggota Banser Tertua di Pelantikan GP Ansor
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News