BANGSAONLINE.com – Jepang saat ini mengalami krisis kelahiran. Seorang pakar mengatakan, hal ini disebabkan booming-nya popularitas robot seks.
Para ahli khawatir maraknya kepemilikan robot seks di Jepang, kian membuat tingkat kelahiran semakin menurun. “Boneka seks robot memicu bencana tingkat kelahiran, karena pria Jepang yang kesepian menjauhkan diri dari hubungan tradisional demi pacar robot,” kata seorang pakar.
Baca Juga: Destinasi Wisata Terpopuler di Jepang: Panduan Lengkap untuk Liburan Anda
Bahkan para ahli mengatakan, orang Jepang menjadi "spesies yang terancam punah". Bagaimana tidak, di tahun 2018, sebanyak 921.000 bayi dilahirkan oleh ibu Jepang, padahal di tahun 2017 angka kelahiran mencapai 946.000 bayi. “Ini adalah angka terendah sejak pencatatan penduduk dimulai pada 1899,” kata pejabat Jepang. “Padahal, sekitar 1,3 juta orang meninggal pada tahun yang sama, yang berarti populasinya merosot hampir setengah juta orang,” tambah dia.
Dr Kate Devlin, dosen senior kecerdasan sosial buatan sosial dan budaya, di King's College London, yang memang pakar terkemuka di bidang ini, telah memperingatkan bahwa robot seks dapat memperburuk krisis.
Dr Devlin mengatakan kepada Daily Star: "Ada kekhawatiran bahwa di negara-negara seperti Jepang, di mana kesepian adalah masalah sosial yang besar. Nah, robot dapat memperburuk keadaan, yang menjadi pacar pria kesepian itu. Untuk para pria yang tertarik membeli robot seks versi wanita, mereka sering mencari aspek persahabatan dengan robot."
Baca Juga: Mengapa Jupiter Punya Cincin, Sedangkan Bumi Tidak? Ini Penjelasannya
Tren robot seks terungkap dalam sebuah film dokumenter yang ditayangkan di RT tahun lalu, yang disebut ‘Pengganti’. Ini berfokus pada cara-cara di mana boneka seks memicu "krisis nasional tentang kesepian dan keterasingan".
Satu perusahaan boneka Dutch Wives, mengungkapkan bahwa 2.000 robot seks telah terjual di Jepang, meski dengan bandrol Rp 85 juta. Namun, robot seks ini sudah menjadi krisis global.
Penjual boneka seks Noburu Tanaka menilai robot seks memang memunculkan perasaan yang luar biasa. "Dia memang terlihat seperti boneka, tetapi ketika bersamanya, seolah-olah dia benar-benar hidup. Ketika kamu bercinta dengan istrimu, mungkin ada beberapa masalah. Dengan boneka, tidak ada yang penting," katanya.
Baca Juga: Ratusan Wisudawan Universitas Harvard Walk Out, Protes 13 Mahasiswa Tak Lulus karena Bela Palestina
Kanako Amano, pakar demografi di NLI Research Institute Tokyo, mengatakan: "Masalah terbesar di Jepang adalah penurunan angka kelahiran dan populasi. Ini bencana nasional. Jepang berada di persimpangan jalan, menghadapi ancaman kepunahan. Kami adalah spesies yang terancam punah."
Baca Juga: Gandeng Konsorsium Perusahaan Jepang, Pemkot Mojokerto MoU Pengelolaan TPST
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News