JAKARTA(BangsaOnline) Kelompok
Masyarakat Penolak Pilkada Tak Langsung mengundur aksi yang sedianya dilakukan
pada Selasa (30/9/2014) dini hari, yakni menyambut kedatangan Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur. Rencananya,
dalam aksi itu, mereka akan memberikan gelar "Bapak Anti-Demokrasi"
kepada SBY.
Koordinator aksi, Syafti Hidayat, mengatakan, aksi diundur menjadi Selasa pagi.
"Kami undur aksinya di depan Istana Negara, Selasa besok pukul 10.00 WIB
pagi," ujar Syafti, Senin (29/9/2014) sore.
Namun, ia mengatakan, aksi pemberian gelar kepada SBY ini akan tetap dilakukan
sebagai respons terhadap ambiguitas posisi SBY dalam pembahasan Rancangan
Undang-Undang Pemilihan Kepala Daerah.
SBY dianggap menjadi penyebab lolosnya mekanisme pemilihan kepala daerah
melalui DPRD yang disahkan DPR pada 26 September lalu.
Dari Istana, kata Syafti, aksi akan dilanjutkan ke Kantor Persatuan
Bangsa-Bangsa (PBB). Pengunjuk rasa juga akan menyampaikan penolakannya
terhadap wacana SBY menjadi calon sekretaris jenderal PBB atau lembaga
internasional lain.
Sebelumnya, aksi merespons sikap Demokrat terkait RUU Pilkada juga dilakukan
sejumlah warga Indonesia di Washington DC. Mereka berunjuk rasa di depan hotel
tempat Presiden SBY menginap.
Setelah pengesahan RUU Pilkada, SBY dan Partai Demokrat dikecam publik. Publik
kesal dengan sikap Fraksi Demokrat yang memilih walk out sebelum voting.
Padahal, SBY dan Demokrat mengaku mendukung pilkada langsung dengan syarat
adanya perbaikan mekanisme.
Dampak dari walk out itu, pendukung pilkada langsung pun kalah jumlah
suara dibandingkan Koalisi Merah Putih yang mendukung agar pilkada lewat DPRD,
seperti masa Orde Baru.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News