Khofifah Ajak Tiongkok Kerja Sama Bidang Pertanian, Pendidikan, dan IT

Khofifah Ajak Tiongkok Kerja Sama Bidang Pertanian, Pendidikan, dan IT Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa berdialog dengan Duta Besar RRT Xiao Qian di Gedung Negara Grahadi. foto: ist

SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa mengungkapkan keinginannya untuk membangun kerja sama dengan Pemerintah Republik Rakyat Tiongkok (RRT) yang lebih kuat dan luas. Salah satu kerja sama tersebut di antaranya bidang pertanian, pendidikan, dan Infomasi Teknologi (IT).

“Pemerintah Provinsi Jawa Timur berkeinginan untuk meningkatkan kerja sama yang lebih kuat, luas, dengan Pemerintah RRT, terutama untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat pedesaan,” ungkapnya saat menerima kunjungan Duta Besar (Dubes) RRT Xiao Qian di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Selasa (12/3).

Baca Juga: Sukses Implementasikan Tata Kelola SPK Efektif dan Terukur, Pemprov Jatim Raih Penghargaan dari BSN

Keinginan untuk membangun kerja sama dengab Pemerintah RRT mengingat negara tersebut sangat mumpuni di bidang teknologi pertanian, pendidikan vokasi, pengentasan kemiskinan, koperasi, serta dunia IT.

Lebih lanjut dipaparkan, bahwa saat ini kemiskinan tertinggi di Jawa Timur berada di pedesaan. Sehingga perlu untuk segera dilakukan tindakan untuk meningkatkan kesejahteraannya. Salah satu cara yang dapat dilakukan yakni lewat pemberdayaan kaum perempuan.

Salah satunya dengan cara mengelola tanah pertanian yang tidak seberapa luas untuk ditanami bunga mawar dan bunga anggrek.

Baca Juga: Pemprov Jatim Sabet Sertifikasi 13 Warisan Budaya Tak Benda Indonesia dari Kemenbud

Pilihan tersebut dinilai karena semakin menyusutnya lahan pertanian di Jawa Timur. Sehingga apabila ditanami padi hasilnya kurang dapat mengungkit perekonomian keluarga di pedesaan.

“Selain itu, kondisi suhu udara di pedesaan yang sangat mendukung untuk ditanami bunga mawar dan anggrek, serta pangsa pasar untuk komoditas kedua tanaman tersebut di Jawa Timur khususnya, dan Indonesia pada umumnya, cukup besar,” paparnya.

Sementara di bidang pendidikan, saat ini kondisi SMK dibanding SMU 70 persen : 30 persen. Walaupun demikian masih ada kendala yaitu belum tersedianya balai latihan kerja yang berakibat lahirnya banyak pengangguran terbuka berasal dari lulusan SMK dengan jumlah cukup tinggi.

Baca Juga: Di Rakor GTRA Kanwil BPN Jatim, Adhy Karyono Optimistis Regulasi Baru Jadi Solusi Atasi Mafia Tanah

Untuk menyelesaikan permasalahan SMK, Gubernur Khofifah berharap ada kerjasama bidang pendidikan vokasi dalam bentuk SMK pengampu.

“Dengan sistem pengampu diharapkan ada transformasi ilmu pengetahuan, ada tutor yang mengajari keahlian sesuai dengan minat siswa," jelasnya.

Dengan sistem tersebut, jelas Gubernur Khofifah, diharapkan siswa sudah dapat menciptakan lapangan kerja sendiri sehingga akan mengurangi angka pengangguran terbuka di Jawa Timur.

Baca Juga: Luncurkan 3 Layanan, Pj Gubernur Jatim Optimistis Makin Banyak Produk UKM Tembus Pasar Dunia

Gubernur perempuan pertama di Jatim ini juga berharap agar Startup Ali Baba Group yang didirikan oleh Jack Ma dapat berinvestasi di Jawa Timur yang tentunya akan disambut oleh kaum milenial di Jatim yang jumlahnya mencapai 41 persen dari penduduk Jatim.

“Bonus demografi saat ini telah terjadi di Jatim, Starup Ali Baba diharapkan dapat membuka lapangan pekerjaan bagi kaum milenial,” harapnya. (mdr/rev)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Warga Kota Pasuruan Berebut Minyak Goreng Curah Saat Gubernur Jatim Pantau Operasi Pasar':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO