LAMONGAN, BANGSAONLINE.com - Di era kepemimpinan Jokowi-JK, pesantren sudah mendapatkan perhatian. Namun, hal itu masih dirasa kurang. Pasalnya, bantuan yang diberikan pemerintah kepada pesantren tidak sebanding dengan perjuangan para kiai yang berjuang selama 24 jam mendidik para santri.
Hal itu diungkapkan Ketua PCNU Kabupaten Lamongan Supandi saat membuka Diskusi Publik dengan tema "Membedah Visi Misi Celeng DPR RI dan Kontribusinya Pada Pembangunan Daerah Lamongan", di Gedung KPRI Handayani, Minggu (7/4).
Baca Juga: Syafiuddin Minta Menteri PU dan Presiden Prabowo Perhatikan Tangkis Laut di Bangkalan
Menurut Supandi, meski saat ini ada beberapa regulasi atau UU yang sudah mengatur tentang dunia pesantren, tetapi hal itu masih belum cukup mengakomodir kepentingan mengenai dunia pesantren.
"Jujur saja, selama ini masih belum ada perhatian lebih terhadap dunia pesantren yang dilakukan para anggota DPR-RI. Padahal, kontribusi pesantren sangat besar terhadap kemajuan bangsa Indonesia," katanya.
Dijelaskan Supandi, seharusnya pemerintah, khususnya DPR RI yang mempunyai fungsi membuat UU, harus melihat bagaimana perjuangan para kiai dan ustadz dalam mendidik para santri di ponpes.
Baca Juga: Umroh Pakai Hijab, DPR RI Minta Selebgram Transgender ini Ditangkap
"Tidak mudah, kalau sekolah informal paling perhatian dari pukul 07.00 sampai sore hari saja. Tapi kalau pendidikan di pesantren ini 24 jam dibimbing oleh para kiai dan ustadz," katanya.
Terkait hal ini, anggota DPR RI Viva Yoga Mauladi mengungkapkan, bahwa pemerintah pusat sudah menggelontorkan dana 20 persen kepada dunia pendidikan di Indonesia. Namun, mayoritas dana tersebut memang diperuntukkan pendidikan formal.
"Kalau komisi saya Komisi IV, yang membidangi Kelautan, Maritim, Kehutanan dan Pertanian. Jadi banyak yang sudah kita berikan kepada mereka para petani, nelayan dan masalah kehutanan, ini sudah kita laksanakan terutama dana DAK," jelasnya.
Baca Juga: Wakil Ketua Komisi III DPR RI Dukung Pasangan Fren Pimpin Kota Kediri
Selain Viva Yoga Mauladi (PAN), diskusi publik yang diadakan oleh Ikatan Sarjana Nahdatul Ulama PC (ISNU) Lamongan itu juga menghadirkan pemateri Zainul Munasichin (PKB), Eddi Kuntadi (Golkar), H Taslis Fahmi (Gerindra), dan Nasyirul Falah Amru dari PDIP, serta Wabup Lamongan Kartika Hidayati. Selain itu juga dihadiri pimpinan rektorat universitas Unisda, Unisla, Unsuri dan IAI Tabah.
Namun acara yang seyogyanya berlangsung cukup menarik dan meriah itu, berlangsung sepi. Sebab sejumlah mahasiswa yang diundang satu per satu meninggalkan lokasi diskusi. (qom/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News