BANGKALAN, BANGSAONLINE.com - Ketua KPU Bangkalan Fauzan Ja' far menantang Direktur Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Hashim Djojohadikusumo untuk membuka dan menunjukkan data jika ada kecurangan di TPS-TPS. Hal ini disampaikan Fauzan guna menepis tudingan Hashim terkait adanya 250 pemilik tanggal lahir yang sama, yakni tanggal 1 Juli dan 1 Januari di 1 TPS.
Menurut Fauzan, sebelum pelaksanaan pemungutan dan penghitungan suara tanggal 17 April, KPU RI dan provinsi telah menindaklajuti laporan tersebut. Bahkan KPU bersama Bawaslu di tingkat kecamatan (PKK) melibatkan partai politik untuk melakukan kroscek dengan mengambil sampling data di lapangan.
Baca Juga: Fasilitasi Cabup-Cawabup di Debat Perdana, KPU Bangkalan: Adu Gagasan Bangun Daerah
"Bahkan semua partai politik diajak untuk kroscek ke lapangan, salah satu ada dari baju kuning Partai Golkar. Sementara dari Partai Gerindra tidak kelihatan atau tidak ada," kata Fauzan.
Fauzan menyangkal bahwa ada orang yang tanggal lahir dan tahunnya sama dalam satu TPS. Bahkan jumlahnya hingga ratusan orang. "Itu tidak benar. Kita (sudah, red) kroscek bersama KPU RI, Provinsi serta Bawaslu," tegas Fauzan.
Bahkan apabila benar jika ada DPT yang tanggal dan tahun lahirnya sama, Fauzan menilai itu bukanlah kewenangan dari KPU. "Itu masuk ranahnya Dispendukcapil. Memang kalau di kampung dan desa banyak warga yang tidak dicatat tahun dan lahir. Jadi dari pihak Dispendukcapil, ketika ada warga yang ditanya namun tidak tahu tanggal dan tahun lahir, rata-rata petugas berinisiatif memberikan tanggal 1 Juli, kadang 31 Juli," tukasnya.
Baca Juga: Deklarasi Kampaye Damai, Paslon Berbagi: Mari Jaga Kerukunan Tanpa Saling Menjatuhkan
Dalam kesempatan itu, Fauzan juga membantah adanya TPS yang memiliki tingkat partisipasi tinggi, padahal warganya banyak yang menjadi TKI. Ia lagi-lagi menantang BPN untuk membuktikan. "Harusnya BPN kroscek bersama-sama, agar tidak sepihak. Kalau sendirian itu namanya sepihak," cetusnya.
Fauzan tak menampik memang ada partai politik selalu mencari celah kesalahan. Namun ketika diajak buka data tidak peduli. Ia menantang partai atau BPN yang mempunyai data kecurangan untuk dibuka bersama-sama. "Sampaikan ke KPU, KPU terbuka kok untuk membuka semuanya. Sekali lagi tidak ada kerjaan yang ditutup-tutupi," tegasnya. (uzi/ian)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News