SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini membuka acara Gathering “Positif Bermedia Sosial” yang digelar oleh Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK), di salah satu hotel di Surabaya, Senin (22/4).
Risma, sapaan Tri Rismaharini mengajak para pegiat media sosial serta komunitas dan netizen untuk melanjutkan perjuangan para pahlawan dengan cara positif dalam bermedia sosial.
Baca Juga: One Voice SMPN 1 Surabaya Raih Juara Dua Kategori Bergengsi di SWCF 2024
“Anak-anak muda semuanya, ayo kita lanjutkan perjuangan para pejuang yang telah susah payah mendirikan negara ini. Jangan sia-siakan apa yang telah mereka lakukan. Salah satunya dengan cara kita berbuat baik untuk negeri ini dan positif bermedia sosial,” kata Risma saat meresmikan acara tersebut.
Wali Kota perempuan pertama di Kota Surabaya itu juga mengajak para pegiat media sosial untuk berpikir. Awalnya, dia menanyakan untungnya menyebarkan hal-hal negatif ataupun hoax kepada orang lain. Ia memastikan bahwa setiap kebohongan itu tidak akan langgeng dan tidak akan bertahan lama.
“Coba kita lihat, renungkan, apakah diri kita kemudian menjadi besar karena orang lain jelek karena kata-kata kita? Oke, mungkin kita akan jadi besar, tapi pasti itu tidak akan langgeng karena kebohongan itu tidak akan bisa bertahan lama. Jadi, untuk apa kita menyakiti orang lain?,” ujarnya.
Baca Juga: SWCF 2024 Jadi Ajang Kenalkan Seni dan Budaya Surabaya ke Kancah Internasional
Selain itu, Risma juga menanyakan apakah tidak menyesal apabila waktu yang tersisa dalam hidup hanya digunakan untuk menyebarkan hal-hal negatif kepada orang lain. Sebab, pemberian Tuhan yang tidak akan pernah terulang adalah waktu. Ia pun “mengamini” bahwa waktu adalah uang, sehingga harus dipergunakan waktu itu sebaik mungkin.
Risma juga mengajak para pegiat media sosial itu untuk berpikir dan membayangkan apabila media sosialnya digunakan untuk menyebarkan hal-hal positif bagi orang lain. Ia juga mengaku memiliki media social yang hanya digunakan untuk memperlancar kinerja di pemerintahan.
Risma pun mengaku sedih melihat situasi saat ini yang mana isu-isu negative atau hoax terus bertebaran hingga menyebabkan perpecahan. Dulu saat para pahlawan berjuang sendiri-sendiri, tidak pernah menang melawan penjajah. Namun, saat didirikannya Budi Utomo, seluruh Jong bersatu dan bisa memenangkan setiap pertempuran dan akhirnya bisa merdeka.
Baca Juga: Pemkot Surabaya Raih UHC Award 2024, Anggarkan Rp500 Miliar per Tahun untuk Warga Berobat Gratis
“Kalau dengan kata-kata yang kita gunakan di media sosial kemudian kita terpecah belah, kita akan kalah perang berikutnya. Perang berikutnya bukan seperti dulu. Tapi perang melawan kemiskinan dan kebodohan. Kalau kita terus terpecah belah, maka kita akan dijajah kembali. Kita tidak sadar itu dan kita harus hati-hati,” kata dia.
Oleh karena itu, berkali-kali ia mengajak kepada para pegiat media sosial itu untuk terus menebar hal-hal positif di media sosial masing-masing, bukan hal-hal negatif yang akan menyebabkan perpecahan.
Deputi Bidang Koordinasi Kebudayaan Nyoman Shuida mengatakan selama sebulan ini sudah merasakan dahsyatnya perkembangan media sosial, terutama saat pesta demokrasi atau pemilu. Bahkan, sampai saat ini media sosial itu terus bergemuruh dan begitu besar pengaruhnya dalam menggiring opini masyarakat dan memengaruhi segala sesuatu yang berkaitan dengan tatanan sosial masyarakat.
Baca Juga: Anak Anggota DPRD Surabaya Jadi Korban Jambret di Galaxy Mall
“Tentunya, hal ini tidak bisa kita cegah. Yang kita bisa lakukan adalah kita bisa memanfaatkan atau memakai media sosial dengan bijak,” kata Nyoman.
Nyoman juga menjelaskan alasan memilih Kota Surabaya sebagai pelaksanaan gathering ini. Di antaranya karena sosok Wali Kota Risma yang telah memimpin Kota Surabaya selama dua periode dan bisa membawa Surabaya ke kancah Internasional. Bahkan, sudah banyak prestasi yang ditorehkan oleh Wali Kota Risma, baik di nasional maupun di tingkat dunia.
Selain itu, netizen di Surabaya juga banyak memberikan pengaruh di media sosial. Makanya, dia mengundang narasumber dari Google, Youtube, dan Facebook supaya para pegiat media sosial itu bisa memberikan hal-hal positif dan membawa dampak kebaikan bagi bangsa Indonesia. (ian/rev)
Baca Juga: Kampung Madani di Krembangan, Wujud Semangat Gotong Royong Masyarakat
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News