AMBON, BANGSAONLINE.com - Komandan Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut (Danlantamal) IX Ambon Laksamana Pertama TNI Antongan Simatupang menjadi narasumber pada seminar yang digelar oleh Pusat Kajian Konstitusi Fakultas Hukum Universitas Pattimura (Unpatti) di Aula Mr. Ch. Soplanit Unpatti beberapa waktu lalu. Di hadapan Mahasiswa, Danlantamal IX memberikan materi tentang peran TNI Angkatan Laut di perbatasan.
Danlantamal IX dalam materinya menyampaikan tentang sejarah maritim dunia peran kapal perang TNI Angkatan Laut sebagai ekspedisi penemuan dunia baru selanjutnya diakhiri dengan pembentukan daerah koloni adalah menggunakan kapal perang yang dipersenjatai dengan meriam.
Baca Juga: Komitmen TNI AL dalam Pembinaan Olahraga Nasional, Koarmada II Gelar Kejurnas Karate
Lebih lanjut disampaikan Geostrategi dunia pada era tersebut adalah “siapa menguasai lautan menguasai dunia”, kapal perang sebagai kekuatan bagi Ekspansi dan Okupasi pertahanan dan keamanan laut, persaingan kekuatan armada kapal antar kerajaan-kerajaan di Eropa tidak terhindarkan.
“Sementara kekuatan kapal-kapal di daerah koloni dilumpuhkan penduduk daerah koloni yang mempunyai strategi Plant From (pertanian dan pertambangan). Selanjutnya kapal-kapal dagang dari/ke daerah koloni dari Homeland dikawal dan dilindungi oleh kapal perang dari ancaman perompak bajak laut serangan mendadak Primitive Streak dari konflik kapal perang negara lawan atau negara pesaing,” jelasnya.
Selanjutnya dijelaskan, Negara Kepulauan Republik Indonesia mempunyai batas maritim dengan 10 Negara tetangga yaitu Republik India, Kerajaan Thailand, Malaysia, Republik Singapura, Republik Sosialis Vietnam, Filiphina, Palau, Papua New Gini, Australia dan Timor Leste.
Baca Juga: Upaya Entas Kemiskinan, Pj. Gubernur Adhy Serahkan Program Rehab RTLH Warga Tak Mampu di Kediri
“Sebagai TNI Angkatan Laut berbagai usaha telah dilakukan diantaranya melaksanakan operasi kehadiran di laut dan di perairan perbatasan, daerah perbatasan rawan sengketa yang memiliki pulau karang atau gosong harus didirikan bangunan mercusuar sebagai implementasi dari De Facto wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI),” sambungnya.
Danlantamal IX juga mengatakan Negara perlu menyiapkan partner yang handal bagi TNI Angkatan Laut untuk melaksanakan operasi sinergis utamanya di perairan perbatasan dan ZEEI melalui penataan kesisteman dan kelembagaan dalam pola penyelenggaraan keamanan laut nasional.
“Negara perlu membantu percepatan penyempurnaan penggelaran Coastal Station di seluruh Indonesia milik Badan Keamanan Laut (Bakamla) sesuai yang di standardkan oleh International Maritime Organization (IMO) serta Negara perlu membangun menara suar di Pulau-pulau terluar dan mendaftarkannya di IMO,” tutupnya.
Baca Juga: Bersama Presiden Jokowi, Menteri ATR/BPN Peroleh Brevet Kehormatan Hiu
Dengan penyampaian materi yang disampaikan Danlantamal IX, diharapkan Mahasiswa mengerti akan pentingnya peran TNI Angkatan Laut untuk menjaga daerah perbatasan NKRI dari bahaya yang mengancam kedaulatan Negara. Untuk itu, sebagai Generasi penerus bangsa kita harus dapat melahirkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang memiliki kemampuan untuk mengelola daerah perbatasan. (dev/ian)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News