SIDOARJO, BANGSAONLINE.com - Fenomena Roshdul Kiblat atau penentuan arah kiblat menarik untuk disimak oleh umat muslim, tak terkecuali di daerah Surabaya dan sekitarnya.
Diantara yang tertarik, sejumlah siswa SMA Muhammadiyah Taman (SMAMITA) Sidoarjo, dengan belajar materi penentuan arah kiblat saat pelaksaan Darul Arqom, Senin (27/5).
Baca Juga: Polisi di Sidoarjo Edukasi Bahaya Kekerasan Anak pada Guru Sekolah
Kegiatan ini digelar di Rooftop Lantai 9 Smamita Tower. Para siswa SMAMITA belajar dipandu oleh Ustadz Syamsu Alam Drajat, selaku instruktur.
Menurut dia, fenomena Rosdhul Kiblat (penentuan arah kiblat) setiap tahun terjadi dua kali dalam putaran hitungan tahun Masehi. "Pertama terjadi di bulan Mei pada tanggal 27 dan di tahun 2019. Kemudian pasti terjadi pada tanggal dan bulan yang sama,” cetusnya, Senin (27/5).
Syamsu yang juga lumni Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) yang membidangi Ilmu Falak ini menguraikan fenomena kedua datang pada tanggal 15 dan 16 Juli 2019 mendatang.
Baca Juga: Klarifikasi MTs Darul Ulum Sidoarjo soal Tudingan Guru Aniaya Siswa
Namun, perbedaan dari keduanya terletak pada waktunya saja. Untuk bulan Mei pukul 16:18 WIB. Sedangkan bulan Juli terjadi pukul 16:27 WIB.
“Dengan adanya fenomena ini, semua pakar ilmu falak dan pakar astronomi bisa dipastikan melakukan hal yang sama. Karena sudah menjadi tradisi turun menurun. Ini bagian akurasi seratus persen bayangan tepat di atas Ka’bah," imbuh alumni SMAMITA Tahun 2013 ini.
Selain itu, kata Syamsu, berdasarakan himbauan Majelis Tarjih Pimpinan Pusat Muhammadiyah, pada tanggal itu diharap memverivikasi ulang arah kiblat di setiap tempat, baik di masjid maupun musala masing-masing.
Baca Juga: Sambut Lebaran, Yayasan Al Muslim Bagikan Ribuan Sembako
"Apalagi penentuan arah kiblat ini, tidak memerlukan alat yang mahal. Hal ini sederhana dan bisa dikatakan tanpa mengeluarkan biaya. Cukup berdiri pada jam itu, maka banyangan kita itu menunjukkan arah kiblat," tegasnya.
Haedar Muhammad, siswa SMAMITA kelas XI IPA-3 yang ikut kegiatan ini, mengaku berdasarkan materi yang sudah dijelaskan itu, dirinya bisa menentukan arah kiblat karena sudah tahu ilmunya.
"Semoga dengan metode yang diajarkan, kami dapat membenarkan arah kiblat masjid atau musala yang ada di sekitar lingkungan kita,” ungkap Haedar Muhammad. (sta/ian)
Baca Juga: SMPN 1 Taman Sidoarjo Terima Kunjungan USAID
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News