PACITAN, BANGSAONLINE.com - Pasca pensiun sebagai Ketua KPU Pacitan 12 Juni lalu, Damhudi memantapkan langkah untuk running di Pilbup Pacitan 2020 mendatang.
Bahkan, ia sudah mempromosikan program-programnya seandainya dirinya benar bisa terpilih sebagai Bupati Pacitan. Salah satunya, ia berjanji bakal lebih memperhatikan kiprah media. Salah satu bentuknya, dengan menjadikan rumah jabatannya sebagai posko wartawan.
Baca Juga: Panwascam dan PPKD Pilbup Pacitan 2020 Kemungkinan Aktif Lagi pada Juni
Tak hanya itu, Damhudi juga berpandangan untuk memberikan kesejahteraan awak media secara proporsional. Termasuk fasilitas semacam angkringan untuk kumpul dan bercengkerama.
"Begitu juga bagi tamu media yang mungkin mengikuti tamu pejabat dari pusat atau provinsi, tak perlu harus tidur di hotel, masjid, atau menginap di rumah sahabatnya. Insyaallah akan kami sediakan semacam guest house dengan fasilitas layaknya di hotel. Momen ini sangat penting, untuk memperpendek jarak dan memudahkan komunikasi dengan bupati serta pejabat yang ada," tutur Damhudi, saat bercengkerama hangat dengan sejumlah awak media di kediamannya, Ahad (16/6) malam kemarin.
Dengan tersedianya guest house bagi tamu pejabat serta awak media, lanjut Dahmudi, juga akan lebih efisiensi dari sisi anggaran. Serta, bisa sebagai media penyetaraan antara awak media dengan bupatinya.
Baca Juga: Pilbup Pacitan, PKB Belum Ambil Sikap Soal Pasangan Cabup dan Wabup
"Jadi tidak akan ada sekat atau perbedaan, bupati dan wartawan bakal semakin mesra. Sebab fasilitas yang akan diberikan sama seperti yang diberikan terhadap tamu pejabat," urainya.
Pada kesempatan tersebut, Damhudi juga sedikit menyinggung soal sejarah keakraban mertuanya, Parmin Supardianto dengan pendiri Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Menurut Damhudi, ayah mertuanya merupakan teman satu angkatan SBY semasa di SMPN 1 Pacitan. Selepas dari SMP, SBY melanjutkan ke SMAN 271 Pacitan. Sedangkan Parmin, memilih masuk ke SPG kala itu.
Baca Juga: KPU Pacitan Belum Terima Keputusan soal Rencana Penundaan Pilbup
"Bapak mertua saya seorang pensiunan PNS di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (P&K) kala itu. Namun beliau juga piawai mendalang. Dari situlah persahabatan terus terjalin, sebab Pak SBY sangat suka dengan dunia pewayangan. Bahkan saat Pak SBY masih menjabat sebagai Mentamben (era pemerintahan Presiden Megawati, Red), mertua saya pernah diajak ngobrol di ndalem (pendopo) yang ada di Kelurahan Ploso. Akan tetapi saat sudah menjadi presiden, bapak pernah diagendakan untuk bertemu, namun mertua saya kurang berkenan. Pak SBY itu sebagai raja, sebagai presiden. Sedangkan aku hanya rakyat jelata. Nggak enak, apa kata orang nantinya," tutur Damhudi mengenang cerita ayah mertuanya yang masih sahabat dekat SBY tersebut.
Ditanya partai yang akan digunakan sebagai kendaraan politik nantinya, secara tegas Damhudi mengatakan kalau dirinya hanya berminat pada Partai Demokrat. "Demokrat harus menjadi culture wong Pacitan. Jadi, Pacitan itu ya SBY dan Demokrat. Insyaallah ini satu kesatuan yang akan menjadi sebuah culture," tandasnya. (yun/dur)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News