NGANJUK, BANGSAONLINE.com - Musim kemarau yang terjadi saat ini mulai berdampak kepada msayarakat. Termasuk sudah mengecilnya sumber mata air yang ada di sumur warga.
Kekeringan ini dialami masyarakat Desa Ngepung, Kecamatan Lengkong, Kabupaten Nganjuk. Sebagian masyarakat desa sudah mulai kebingungan untuk mencari sumber mata air.
Baca Juga: Hari Terakhir Kampanye, Bunda Ita-Mbak Zuli Keliling Nganjuk Dikawal Rombongan Ledang dan Becak
Bahkan mereka rela mencari untuk mendapatkan air bersih yang letaknya sangat jauh. Salah satu sumber mata air yang saat ini menjadi langganan warga desa, terletak di areal persawahan masyarakat.
Tidak jarang warga rela antre untuk mendapatkan air dengan menggunakan timba, sedikit demi sedikit dimasukkan jirigen, guna mencukupi kebutuhan memasak di dapur,
Mardiono warga yang ikut mengantre mengatakan, kejadian ini sudah biasa dialaminya jika kondisi kemarau. "Memang sumur yang bisa mengeluarkan sumber air hanya di sini, kalai di rumah warga rata-rata sudah tidak mengeluarkan air. Termasuk sumur saya di rumah, sudah mengalami kering sekitar satu minggu lebih," kata Mardiono, kepada BANGSAONLINE, Kamis (04/07).
Baca Juga: Nganjuk Terima Penghargaan UHC Tingkat Provinsi Jatim di Acara Peringatan HKN 2024
Meskipun, air yang diambil dari sumur sawah yang biasa dipergunakan untuk mengairi tanaman pertanian, warga tidak memikirkan apakah air tersebut tercemar atau tidak.
"Saya ambil air ini hanya untuk kebutuhan. Kalau tidak, dapur gak ngebul. Meski saat ini saya hanya mencuci muka untuk menghemat air," terangnya.
Dirinya berharap kepada Pemkab Nganjuk agar kondisi ini tidak sampai lama dirasakan warga Desa Ngepung. Ia juga berharap supaya sesegera mungkin ada distribusi air bersih untuk mengurangi apa yang dirasakan warga.
Baca Juga: Tembus Pasar LN dan Serap Tenaga Kerja Lokal, Khofifah Apresiasi Agrobisnis Bibit Buah di Nganjuk
"Ya pasti saya dan warga ingin sekali mendapatkan dropping air bersih," tagas Mardiono.
Sementara itu, Kepala Dinas BPBD Nganjuk Hendro Djoko Suedarsono mengatakan, ada 13 desa di 6 kecamatan yang sudah masuk dalam data BPBD akibat mengalami kekeringan. Menurutnya, 13 desa tersubut sudah dilaksanakan pemantauan termasuk persediaan air milik warga.
"Dari pantauan yang saya lakukan di 13 desa masih belum ada laporan tentang krisis air bersih," kata Hendro.
Baca Juga: Peringati Hari Santri Nasional 2024, BPBD Jatim Distribusikan Air Bersih ke Gunung Putri Situbondo
"Meskipun demikian, dari pantauan teman-teman media, kejadian yang terjadi di Desa Ngepung, akan kita tindak lanjuti untuk pendistribusian air bersih. Termasuk bak penampungan air atau tandon. Untuk sementara sudah kita persiapkan, nanti akan kita tempatkan di beberapa titik di pemukiman warga agar tidak terlalu jauh mengambil airnya," tuturnya. (bam/dur)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News