Buka Pameran Kontemporer, Bupati Nganjuk Dorong Museum Anjuk Ladang Jadi Pusat Edukasi Sejarah

Buka Pameran Kontemporer, Bupati Nganjuk Dorong Museum Anjuk Ladang Jadi Pusat Edukasi Sejarah Bupati Nganjuk, Marhaen Djumadi saat prosesi potong pita. Foto: Bambang DJ/BANGSAONLINE

NGANJUK,BANGSAONLINE.com - Bupati Nganjuk Marhaen Jumadi mendorong agar Museum Anjuk Ladang menjadi pusat edukasi sejarah yang menarik bagi pelajar dan masyarakat. Hal itu disampaikan saat membuka pameran kontemporer bertema 'Peradaban Prasejarah Nusantara' di Museum Anjuk Ladang.

Marhaen menekankan pentingnya mengubah tampilan museum agar lebih menarik dan diminati pengunjung.

“Saya sering tekankan agar tampilan museum memiliki daya tarik tersendiri, supaya masyarakat, khususnya pelajar, tertarik untuk berkunjung ke museum,” ujar Marhaen kepada HARIAN BANGSA, Jumat (24/10/2025).

Salah satu bentuk pelestarian sejarah dilakukan melalui ekskavasi fosil gajah purba di wilayah Tritik. Temuan ini menjadi pelengkap fosil sejenis yang sebelumnya juga ditemukan di kawasan hutan Tritik.

Banyaknya penemuan fosil hewan purba dan biota laut yang diperkirakan berusia sekitar 800 ribu tahun menunjukkan bahwa wilayah utara Nganjuk masih menyimpan potensi temuan spesies purba lainnya.

“Jadi yang harus dilakukan Disporabudpar adalah memanfaatkan hasil temuan yang sudah ada maupun yang baru ditemukan agar bisa menjadi aset berharga bagi Museum Anjuk Ladang,” terangnya.

Menurut Marhaen, pengembangan museum tak hanya sebatas pembangunan fisik, tetapi juga penyediaan sarana dan prasarana edukatif yang bisa dimanfaatkan pengunjung, terutama pelajar.

Ia menegaskan, pemerintah akan terus konsisten mendukung kemajuan dan pengembangan museum agar menjadi daya tarik wisata edukatif, baik bagi wisatawan lokal maupun regional.

Karena itu, kata Marhaen, pengelolaan museum tidak boleh monoton dan harus menyesuaikan perkembangan zaman, termasuk era digital yang terus berkembang.

“Sudah saatnya kita memadupadankan sejarah masa lampau dengan peradaban masa kini,” pungkas Marhaen.

Sementara itu, Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga, Kebudayaan, dan Pariwisata (Disporabudpar) Gunawan Widakdo mengatakan pameran akan berlangsung selama tiga hari, mulai Jumat hingga Minggu. Sebanyak 17 stan pameran menampilkan berbagai temuan fosil dan artefak bersejarah. (bam/van)