
NGANJUK,BANGSAONLINE.com - Kegiatan kajian koleksi Museum Anjuk Ladang yang berlangsung selama tiga hari resmi ditutup dengan seminar akademik.
Acara ini dipandu oleh Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Kepemudaan, Olahraga, Kebudayaan, dan Pariwisata (Disporabudpar) Nganjuk, Amin Fuadi, serta menghadirkan tiga narasumber, yakni Didit Hadi Barianto dari Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Marlia Yulianto Rosyidah dari Museum Nasional Indonesia, dan Unggul Prasetyo Wibowo dari Museum Geologi Bandung.
Kegiatan tersebut dibuka langsung oleh Kepala Disporabudpar Nganjuk, Gunawan Widagdo. Ia menyampaikan bahwa kajian ini menjadi acuan untuk meningkatkan minat kunjungan, terutama setelah ditemukannya sejumlah benda geologi berupa fosil hewan purba, baik darat maupun laut.
"Ini merupakan hasil yang sangat baik, bahwa kawasan Nganjuk bagian utara mulai banyak ditemukan fosil hewan purba," kata Gunawan kepada Harian Bangsa, Kamis (25/9/2025).
Menurutnya, temuan fosil yang semakin banyak membutuhkan fasilitas penyimpanan yang representatif.
Museum Anjuk Ladang diharapkan dapat menjadi wadah koleksi sekaligus sarana edukasi terbuka bagi pelajar dan masyarakat.
"Saya berharap agar hasil temuan ini bisa kita pajang di museum, maka kita harus memperbesar tempat penyimpanannya," jelasnya.
Gunawan menambahkan, Museum Anjuk Ladang saat ini telah naik status dari tipe C menjadi tipe B. Namun, untuk menampung berbagai koleksi fosil yang belum dapat dipamerkan, museum tersebut perlu ditingkatkan lagi menjadi tipe A.
"Upaya untuk memenuhi kebutuhan tersebut saat ini sudah dilaksanakan, termasuk mekanismenya sudah diajukan ke Kementerian Kebudayaan," ujarnya.
Sementara itu, Amin Fuadi menuturkan, kegiatan yang berlangsung selama tiga hari tersebut tidak hanya membedah hasil temuan fosil, tetapi juga menjadi bahan usulan menuju status Geopark.
Menurutnya, ada beberapa tahapan yang harus dilalui, mulai dari geosains, geoheritage, hingga Geopark.
"Dari berbagai ahli yang berkunjung dan melihat banyaknya fosil di Nganjuk, mereka menilai bahwa Nganjuk layak masuk menjadi Global Geopark," kata Amin.
Ia menegaskan, kawasan utara Nganjuk mulai dari Kecamatan Rejoso, Gondang, Jatikalen, Patianrowo, hingga Ngluyu merupakan kawasan hutan yang masih rimbun sekaligus lokasi banyak ditemukan fosil purba.
"Memang sudah selayaknya menaikkan menjadi tipe A untuk Museum Anjuk Ladang, agar hasil temuan fosil ini bisa langsung dilihat masyarakat Nganjuk secara luas," pungkas Amin. (bam/van)