TUBAN, BANGSAONLINE.com - Proyek penyambungan dan penanaman jaringan pipa gas bumi untuk Compressed Natural Gas (CNG) yang dikerjakan oleh PT Bahtera Abadi Gas (BAG) masih menyisakan persoalan dengan warga dan petani. Proyek itu menyambung pipa dari Lapangan sumur minyak Tapen melewati 5 desa, yakni Sidoharjo, Rayung, Sembung, Binangun, Ngawun dari 3 Kecamatan Senori, Singgahan, dan Parengan.
Terjadinya penolakan lantaran belum tuntasnya persoalan kompensasi atas rusaknya Jalan Usaha Tani (JUT) sepanjang 3000 meter. Rinciannya, sisi selatan sepanjang 1.800 meter dan sisi utara 1.200 meter itu. Sedangkan, selama mediasi antara warga dengan perusahaan masih menemui jalan buntu. Sebab, warga atau petani minta kembali dibangunkan JUT tersebut.
Baca Juga: EMCL Sukses Lakukan Pengapalan ke 1.000 Minyak Mentah Blok Cepu untuk Indonesia
"PT. BAG sempat menawarkan kompensasi sebesar Rp 15 juta. Kemudian, di pertemuan lanjutan ditambah Rp 30 juta kepada warga sebagai imbas proyek pipanisasi. Tetapi, warga tetap menolak," tutur Alfian warga setempat, kepada BANGSAONLINE.com, Kamis (18/7).
Warga banyak menolak karena sampai saat ini perusahaan dinilai tidak koperatif dalam pengerjaan penanaman pipa. Bahkan, terkesan main petak umpet dengan warga. Sebab, di desa lain juga terdapat aksi protes terhadap pengerjaan proyek ini.
"Terkait permintaan warga untuk dibangunkan JUT dirasa masih realistis, bila dihadapkan persolan safety sosial masyarakat di sekitar sumber minyak bumi di Tapen," bebernya.
Baca Juga: Sambil Bawa Alat Dapur, Puluhan Emak-Emak Geruduk PT SAG Tuban
"Warga sebenarnya tidak ngotot, namun khawatir jika tidak ada kesepakatan bersama. Untuk itu, para investor diminta menyejahterakan warga maupun petani, terutama yang terkena dampak. Silakan investor mengelola sumber daya alam di sini. Tapi warga juga meminta Kesejahteraan yang juga nampak di lingkungan sekitar perusahaan," tuturnya.
"Ya semoga perusahaan mengerti permintaan warga," harapnya.
Sementara itu, Camat Senori Sudarto membenarkan permasalahan yang terjadi antara perusahaan BAG dengan warga atau petani Dusun Tapen, Desa Sidoharjo belum menemukan titik temu.
Baca Juga: Tingkatkan SDM Warga Sekitar, TPPI Gelar Pelatihan dan Sertifikasi Ahli K3 Madya
"Kita sudah lakukan pertemuan terakhir, dari pihak perusahan menambah kompinsasi sebesar Rp 30 juta. Namun, setelah ditolak oleh warga sampai saat ini belum ada komunikasi lagi dengan pihak perusahaan,” pungkas mantan Sekcam Semanding ini.
Terpisah, Manajemen PT BAG, Andik Cahyo saat dikonfirmasi tidak menjelaskan secara detail terhadap permintaan warga. Hanya saja ia berjanji akan menyelesaikan masalah tersebut dengan musyawarah mufakat.
“Mohon maaf mas, kita sedang fokus untuk penyelasaian masalah tersebut secara baik dengan musyawarah mufakat,” tutupnya. (ahm/ian)
Baca Juga: Terus Dikebut, Pembangunan Kilang GRR Tuban Serap 98 Persen Tenaga Lokal
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News