TUBAN, BANGSAONLINE.com - Pemboran Sumur Mudi-26 milik Pertamina Hulu Energi Tuban East Java (PHE TEJ) yang berada di Desa Rahayu, Kecamatan Soko, Kabupaten Tuban telah memasuki tahap operasional.
Oleh karena itu, Pemkab Tuban melalui Wakil Bupati Tuban, Noor Nahar Hussein menekankan Pertamina Hulu Energi Tuban East Java (PHE TEJ) untuk memprioritaskan warga sekitar.
Baca Juga: Dispendik Tuban Gelar Student Festival Week 2024
Menurutnya, setiap pengembangan operasional kegiatan pengeboran diharapkan terus melibatkan masyarakat sekitar dengan jumlah yang terus ditingkatkan. Salah satunya dengan menjadikan warga untuk menjadi tenaga kerja sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan perusahaan.
“Semoga dapat berjalan lancar dan tanpa adanya fatality,” ungkapnya usai upacara Tajak Pengeboran Sumur Pengembangan Mudi-26 PHE TEJ secara daring, Rabu (15/7/2020).
Lebih lanjut, Mantan Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Tuban ini menekankan, penyerapan warga lokal sebagai tenaga kerja sangat diharapkan masyarakat dan Pemkab Tuban. Mengingat saat ini banyak warga yang terdampak akibat pandemi Covid-19, di antaranya kehilangan mata pencaharian.
Baca Juga: Awali Rangkaian HJT ke-731, Pjs. Bupati Tuban Ziarah ke Makam Ronggolawe hingga Sunan Bonang
Selain itu, pengembangan proyek juga diharapkan membawa multiplayer efek lainnya, sehingga mendukung pergerakan roda perekonomian warga di Kabupaten Tuban.
"Pengeboran minyak dilakukan dalam rangka mendukung peningkatan produksi migas nasional. Selain itu, dampaknya membawa manfaat bagi Kabupaten Tuban, khususnya bagi warga sekitar," tutupnya.
Sementara itu, General Manager PHE TEJ, Darwin Tangkalalo menjelaskan, kegiatan pengeboran sebagai wujud komitmen Pertamina untuk terus berkontribusi dalam membangun ketahanan energi migas nasional meski pada masa pandemi Covid-19.
Baca Juga: Peringati HJT ke-731, Diskopumdag Gelar Tuban Fair 2024 untuk Kembangkan Produk Unggulan Daerah
Di samping itu, mendukung pergerakan ekonomi melalui penyerapan tenaga kerja lokal maupun multiplayer efek lainnya.
"Kami mengucapkan terima kasih kepada Pemkab Tuban dan warga yang telah mendukung operasional penanjakan sumur pengembangan MUDI 26. PHE TEJ berkomitmen menjalankan pengeboran sesuai prosedur keamanan atau HSSE maupun protokol kesehatan Covid-19. Dengan demikian, akan mampu memproduksi migas secara optimal dengan zero fatality," katanya.
Sementara itu, Field Manager PHE TEJ, Taryono menyatakan, pihaknya telah siap melakukan tajak sumur pengembangan MUDI 26 Patch B di Desa Rahayu dengan kedalaman 9.604 feet. Total waktu operasional selama 36 hari dengan rincian 28 hari pengeboran (dry hole basis) dan 8 hari masa produksi (completion basis).
Baca Juga: R-APBD 2025 Disepakati, Infrastruktur hingga Kesehatan Jadi Fokus Utama DPRD dan Pemkab Tuban
“Pengeboran ini ditargetkan mampu menghasilkan 200 barel oil,” jelasnya.
Jumlah pekerja yang terlibat pada pengeboran ini, sebanyak 198 pekerja dengan rincian 75 orang (38 persen) adalah tenaga nonlokal dan 123 (62 persen) orang merupakan tenaga lokal. Tenaga lokal yang diserap berasal dari Desa Rahayu; Kebunagung, dan Bulurejo.
“Pelibatan tenaga ahli dengan tujuan adanya transfer knowledge atau transfer pengetahuan bagi tenaga kerja lokal tentang pengeboran minyak,” sambungnya.
Baca Juga: Pemkab Tuban Apresiasi Program CSR Inovatif Si Pandu dan Desi yang Diusung PLN Nusantara Power
Pada kesempatan ini, juga dibagikan paket sembako kepada sejumlah warga sekitar lokasi pengeboran oleh Camat bersama Forkopimka Soko. Kegiatan ini juga diikuti pegawai PHE TEJ yang berada di lokasi pengeboran di Desa Rahayu. (gun/zar)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News