Elpiji 3 Kg di Pacitan Langka dan Harganya Melambung, Cuaca Perairan Aman Terkendali

Elpiji 3 Kg di Pacitan Langka dan Harganya Melambung, Cuaca Perairan Aman Terkendali Tukijem salah seorang pemilik warung makan di Pacitan. foto: YUNIARDI SUTONDO/ BANGSAONLINE

PACITAN, BANGSANOLINE.com - Sejumlah masyarakat Kabupaten mengeluh karena kesulitan untuk mendapatkan gas ukuran 3 kilogram (kg). Selain barang langka, harga di tingkat pengecer juga ikut melambung.

Salah satu pemilik warung makan di , Tukijem mengatakan harga gas melon di eceran saat ini mencapai Rp 24 ribu per tabung. Namun untuk langganan di agen masih tetap Rp 16 ribu per tabung.

Baca Juga: Info BMKG: Selasa Dini Hari ini, Trenggalek Diguncang Gempa Magnitudo 5,4

"Soal harga naik nggak masalah, yang penting barangnya mudah didapat. Tapi saat ini harganya mahal, barangnya langka," tutur ibu tiga anak ini, Senin (29/7).

Selain mahal dan langka, beberapa agen penjual gas juga melakukan pembatasan penjualan dengan membagikan kupon ke pelanggan. "Jadi kalau bukan pelanggan tidak akan dikasih. Mereka bisa membeli ke kios eceran yang harganya jauh lebih mahal," terangnya.

Selain gas, Tukijem juga mengeluhkan kenaikan harga cabai yang hingga detik ini tembus Rp 90 ribu per kg. "Makanya kami nggak buat sambel. Sebab harga cabai mahal Mas (wartawan)," tuturnya.

Baca Juga: Istri Kades di Pacitan Ngaku Dijambret dan Kehilangan Uang Rp14 Juta, Ternyata...

Langkanya elpiji 3 kg juga dirasakan Wawan, pedagang bakso keliling. Ia yang biasanya bisa membeli empat tabung gas dalam sepekan, belakangan hanya bisa mendapatkan satu tabung. "Pokoknya setiap dua hari sekali saya menghabiskan dua tabung buat jualan bakso. Tapi saat ini sulit mencari gas tersebut," ujarnya secara terpisah.

Terkait hal ini, Asisten Perkonomian dan Pembangunan Sekkab Joni Maryono mengatakan  pihaknya sudah menandatangani surat dari sekkab terkait usulan penambahan kuota gas bersubsidi itu. "Kemarin saya juga sudah paraf, ada usulan dari Disperindag buat penambahan kuota," tutur Joni.

Namun Joni tidak bisa memerinci jumlah kuota sebelum ada penambahan maupun setelah penambahan. "Nanti saya cek ke Disperindag soal alokasi kuota yang dibutuhkan," ungkap Joni melalui ponselnya.

Baca Juga: Haduh! Sapi Milik Warga Pacitan ‘Nyangkut’ di Atap Rumah

Terkait harga cabai, Joni menegaskan hal itu merupakan dampak musim. Menurutnya, fenomena mahalnya harga cabai juga tidak hanya terjadi di . "Mungkin itu sudah menasional, sebagai dampak musim dan cuaca sehingga produksi petani merosot. Sedangkan kebutuhan terus melambung," tandasnya. (yun/rev)


Cuaca Perairan Aman Terkendali

Baca Juga: Dalam Sehari, 2 Warga Pacitan Gantung Diri

PACITAN, BANGSAONLINE.com - Kondisi cuaca di perairan hingga Senin (29/7) masih relatif kondusif. Meski sedikit berawan, namun tak begitu membahayakan untuk aktivitas pelayaran maupun nelayan yang hendak melaut. "Kondisi masih aman terkendali, tidak ditemukan gejala cuaca ekstrim," kata Komandan Pos Kamladu Pelda Totok, Senin (29/7).

Menurut Totok, sampai saat ini cuaca berawan dengan ketinggian gelombang laut di antara 1,25 meter hingga 2,5 meter. Sedangkan kecepatan angin rata-rata 27,8 km/ jam, dengan suhu udara di antara 32 derajat Celcius. serta kelembapan antara 50%, arah angin Timur.

Aktivitas nelayan masih normal seperti hari biasanya. Mereka masih nampak melaut. "Namun kami imbau tetap waspada dan lebih berhati-hati. Sebab segala kemungkinan masih saja terjadi," imbau Totok. (yun/rev)

Baca Juga: Pacitan Sat Set Bangun Indonesia: Jalan Sehat dan Hiburan untuk Membangun Bangsa

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO