Calon Rais Aam Diusulkan Ahli Fiqh, Sufi, Punya Pesantren Minimal 3000 Santri

Calon Rais Aam Diusulkan Ahli Fiqh, Sufi, Punya Pesantren Minimal 3000 Santri Pertemuan para dzuriah (keturunan) pendiri Nahdlatul Ulama (NU) di Pesantren Tebuireng Jombang Jawa Timur, Rabu (7/8/2019).

JOMBANG, BANGSAONLINE.com - Para dzuriah (keturunan) pendiri Nahdlatul Ulama () menggelar temu kiai di Pesantren Tebuireng Jombang Jawa Timur, Rabu (7/8/2019). Para dzuriah itu antara lain Dr. Ir. KH Salahuddin Wahid (Gus Sholah), cucu pendiri Hadratussyaikh KHM Hasyim Asy'ari, KH Agus Sholahul Aam (Gus Aam), cucu KH A Wahab Hasbullah Tambak Beras dan para kiai lain. Tampak juga mantan Rektor Universitas Negeri Yogyakarta dan anggota Dewan Kehormatan Forum Rektor Indonesia, Prof. Dr. Rachmat Wahab, KH Suyuthi Toha, dan kiai-kiai lain.

Puluhan kiai yang hadir dari Jawa Timur, Jawa Barat, Jakarta, Jawa Tengah, dan luar Jawa itu memenuhi undangan Gus Sholah untuk membahas bagaimana caranya dalam pemilihan ketua terbebas dari uang atau money politics. "Kalau saya usul bagaimana itu tidak pakai uang dan tidak terlibat politik praktis," kata Gus Sholah.

Dalam acara yang disebut Komite Khitah itu,  para kiai membahas berbagai persoalan yang dibagi dalam tiga komisi. Yang menarik dalam komisi organisasi, berkembang usulan tentang syarat dan kriteria calon Rais Aam Syuriah PB dalam Muktamar yang akan datang.

Ada yang usul calon Rais Aam harus ahli fiqh, sufi, zuhud, wirai, punya wawasan organisasi, dan memiliki pesantren minimal dengan 3000 santri.

"Ini penting agar Rais Aam Syuriah PB berwibawa dan bisa menahan hawa nafsu untuk jabatan, karena jabatan Rais Aam itu sakral," kata salah seorang peserta.

Namun, Gus Ishaq dari Pesantren Putri Kuttabul Banat Lasem Jawa Tengah keberatan jika syarat minimal 3000 santri. "Terlalu banyak. 1000 santri saja," kata Gus Ishaq. Karuan saja tawaran Gus Ishaq itu mengundang tawa.

Malah ada peserta yang menggoda. "Gimana kalau 500 santri saja," kata yang lain.

Kriteria calon Rais Aam punya pondok pesantren ini mengemuka, selain agar pimpinan tertinggi itu punya wibawa, juga bisa menjaga muruah atau marwah . Mengingat, Rais Aam itu pemimpin nasional. "Kalau Rais Syuriah PW cukup 2000 atau 1000 santri. Sedang Rais Syuriah PC cukup 1000 atau 500 santri," kata peserta yang mengusulkan pentingnya Rais Aam dan Rais Syuriah punya pondok pesantren.

Bagaimana dengan calon ketua umum Tanfidziah PB? Ikuti laporan berikutnya di BANGSAONLINE.com. (tim)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Mobil Dihadang Petugas, Caketum PBNU Kiai As'ad Ali dan Kiai Asep Jalan Kaki ke Pembukaan Muktamar':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO