GRESIK, BANGSAONLINE.com - Bupati Gresik Sambari Halim Radianto kembali memanfaatkan dana Corporate Social Responsibility (CRS) perusahaan di Gresik untuk membangun landmark.
Setelah PT. Wilmar Nabati Indonesia (WNI) dan PT. Smelting, kali ini PT. PJB akan membangun landmark Gardu Suling (garling) bernilai miliaran rupiah di perempatan Gedung Nasional Indonesia (GNI), tepatnya di pulau Jalan Pahlawan, Gresik.
Baca Juga: Satpol PP Gresik Gagalkan Pengiriman Miras asal Bali ke Pulau Bawean
Kesepakatan pembangunan landmark dengan dana CSR PT PJB dituangkan dalam nota kesepahaman yang diteken antara Bupati Gresik Sambari Halim Radianto dengan General Manager PJB Gresik Ompang Rezki Hasibuan di ruang kerja Bupati Gresik, Senin (12/8) kemarin.
Bupati didampingi Wakil Bupati Moh. Qosim serta beberapa kepala OPD terkait. Sedangkan pihak PJB didampingi oleh Manajer Keuangan dan Administrasi Eko Setyawan, Manajer Enginering dan QA Lalu Bramantias, serta Manajer Logistik Andik Eko Setyanto.
Bupati mengatakan, landmark Garling sebagai upaya untuk mengembalikan ikon yang pernah ada di Gresik jaman dahulu. "Dulu Gardu Suling berdiri di pertigaan Jalan Raden Santri, HOS Cokroaminoto, dan Jalan Basuki Rahmat (tepat di depan kantor PLN)," ujarnya.
Baca Juga: Di Pasar Baru Gresik, Khofifah Panen Dukungan dan Gelar Cek Kesehatan Gratis
Dia berharap, nantinya suara sirene dari Garling bisa didengar di dua kecamatan, yaitu Gresik dan Kebomas. "Kalau dulu suara sirene ini untuk menandai berbuka puasa saat bulan Ramadan. Kalau Garling ini sudah terbangun, selain bisa menandai saat berbuka puasa, juga bisa untuk menandai setiap waktu salat. Hanya durasi untuk berbuka puasa yang agak panjang. Tolong dikembalikan seperti yang dulu baik bentuk maupun warnanya. Sebagai rujukan silakan cari foto-fotonya," papar Sambari.
Sementara Wabup Moh. Qosim menambahkan, monumen yang akan dibangun ini untuk mengembalikan sejarah, sehingga kelak anak dan cucu bisa menikmatinya. "Tentunya dengan adanya monumen ini sepanjang sejarah akan dikenang, tidak hanya satu atau dua tahun saja," katanya.
Dalam sejarahnya, Gardu Suling yang pernah ada di Gresik ini dibangun pada tahun 1929 oleh Kitty Soesman seorang kepala Aniem (PLN). Bangunan ini merupakan saksi bisu perjuangan warga Gresik dalam mengusir penjajah.
Baca Juga: Diduga Korsleting Listrik, Toko Budi Snack di Manyar Gresik Terbakar
Disebut Gardu Suling karena orang Gresik tempo dulu menyebut menara dengan istilah gardu. Sedangkan sirene disebut suling.
Zaman dulu, suara sirene ini sebagai tanda siaga jika ada musuh yang datang dari arah laut. Selepas kemerdekaan, suara sirene ini menjadi tanda suka cita termasuk saat berbuka puasa atau saat menjelang detik-detik proklamasi. (hud/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News