TUBAN, BANGSAONLINE.com - Ketua Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Provinsi Jawa Timur, Nabrisi Rohid, angkat bicara menanggapi peristiwa demonstrasi oleh kelompok organisasi Cipayung Plus di Kabupaten Cianjur 15 Agustus lalu, hingga merenggut nyawa aparat kepolisian.
Ia mengajak seluruh pihak, khususnya para aktivis mahasiswa, agar menjadikan peristiwa itu sebagai pelajaran dan evaluasi bersama.
Baca Juga: GMNI Dukung Rencana Pembentukan Zaken Kabinet Pemerintahan Prabowo
Menurut Naha, begitu ia akrab disapa, peristiwa itu merupakan sebuah musibah. Ia menilai, insiden itu terjadi akibat tidak adanya koordinasi yang baik. "Aksi protes dengan pembakaran ban sudah pernah dilakukan pada waktu dulu. Namun dalam peristiwa itu (di Cianjur, Red), aparat kepolisian tidak menggunakan alat pengaman ketika sedang melakukan pemadam api atau tidak menggunakan alat pemadam api. Tindakan oknum mahasiswa di dalam barisan Cipayung Plus Cianjur tersebut tentu tidak ada unsur kesengajaan. Kami mengira itu sebuah kecelakan," tuturnya.
Kendati demikian, GMNI Jatim tetap mendukung langkah pihak kepolisian untuk mengusut tuntas tragedi tersebut sesuai dengan ketentuan perundangan-undangan yang berlaku. "Intinya kami mendukung setiap proses penegakan hukum yang berlaku," tegasnya.
Lebih jauh, Naha mengungkapkan, GMNI selaku organisasi yang menaungi oknum terduga pelaku telah bergerak cepat dengan memberikan sanksi tegas terhadap yang bersangkutan berupa pemecatan dari keanggotaan. Untuk itu, ia meminta masyarakat terlalu khawatir.
Baca Juga: Mahasiswa UTM Ajak Masyarakat Siaga Meski RUU Pilkada Dibatalkan: DPR RI dan Jokowi Bisa Bermanuver
"Pihak DPP GMNI selaku pimpinan tertinggi sudah memberikan sanksi kepada mereka," katanya.
Dalam kesempatan itu, ia juga berpesan kepada kader GMNI di Jawa Timur agar tetap menjalankan aktivitas organisasi seperti biasanya. "Terus melaksanakan pengawalan-pengawalan atau melakukan advokasi di setiap daerah masing-masing," pesannya.
"Hal tersebut jangan menyurutkan teman-teman yang lain terus melakukan kegiatan dalam mengawal masyarakat. Peristiwa itu jangan sampai menjadi momok dalam penerimaan mahasiswa baru. Pengkaderan harus terus berjalan untuk mencetak penerus bangsa, baik di tataran DPC maupun DPK," tegasnya.
Baca Juga: Ribuan Kader dan Alumni GMNI Jawa Tengah Ziarah ke Makam Bung Karno
Diketahui sebelumnya, mahasiswa yang tergabung dalam Cipayung Plus menggeler aksi unjuk rasa di Cinajur, Jawa Barat, pada 15 Agustus 2019 lalu. Demo itu diikuti 50 orang yang terdiri dari sejumlah organisasi mahasiswa, seperti GMNI, PMII, HMI, HIMAT, CIF, IMM dan Hima Persis.
Dalam aksi itu, seorang polisi tewas setelah menjalani perawatan akibat mengalami luka bakar saat memadamkan api ban yang dibakar para mahasiswa. (gun/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News