JEMBER, BANGSAONLINE.com - OL (13 tahun), salah seorang siswa sekolah dasar di Kecamatan Panti, Kabupaten Jember, Jawa Timur, terancam akan dikeluarkan dari sekolah tempatnya belajar karena kenakalan yang dilakukannya dinilai di luar batas kewajaran. Menurut penuturan kepala sekolah, guru, dan juga teman-temannya, bocah lelaki ini sering melawan gurunya, dan juga sering berulah saat kegiatan belajar mengajar berlangsung.
Bahkan, kenakalan yang paling parah pernah dilakukan, yakni mengancam menusuk kepala sekolahnya dengan tiang bendera yang ujungnya runcing. Kejadian itu terjadi saat orang tuanya dipanggil ke sekolah.
Baca Juga: Hadir di Kampanye Akbar, Irwan Setiawan Ajak Menangkan Khofifah-Emil
“Jujur kita sudah tidak sanggup untuk mendidik anak ini. Karena kenakalannya itu dimulai sejak kelas 5 itu. Sekarang semakin menjadi (saat kelas 6), dan kami akan mengembalikan anak ini ke orang tuanya. Sebelum itu setelah pulang sekolah ini, kami akan ke Kantor Dispendik (Dinas Pendidikan) untuk melaporkan persoalan ini,” kata Ribut Irawan, Kepala Sekolah tempat OL belajar saat dikonfirmasi sejumlah wartawan, Selasa (3/9).
Kenakalan bocah yang tempat tinggalnya tidak jauh dari sekolah ini, kata Ribut, di luar batas kewajaran. “Kami juga memikirkan faktor keselamatan nyawa guru kami. Karena anak ini, kenakalannya itu, sudah berlebihan. Bahkan pernah mau menusuk saya (kepala sekolah, Red) dengan tiang bendera yang ujungnya runcing. Saat itu ia kami nasihati, dan saat itu orang tuanya dipanggil,” jelasnya.
Dengan persoalan ini, kata Ribut, pihaknya pun mempertimbangkan untuk mengeluarkan siswa tersebut dari sekolah. “Dengan adanya hal ini, suasana tidak kondusif, karena melawan guru, bahkan omongannya (ucapannya, red) kotor. Ngomong kasar, gulune guru kene ditugel (lehernya guru sini saya potong),” katanya menirukan ucapan OL.
Baca Juga: Seribu Massa SSC di Jember Nyatakan Dukung Khofifah-Emil
(Identitas OL)
Bahkan yang membuatnya semakin kecewa, lanjut Ribut, orang tuanya juga kurang mempedulikan kenakalan anaknya. “Orang tuanya sendiri saja tidak dianggap, tidak bisa mendidik atau menangani. Bagaimana di sekolah? Kita kan hanya mendidik 5 jam saja. Jadi mungkin solusinya, anak ini dipindah atau dipondokkan,” ucapnya.
Baca Juga: DPPTK Ngawi Boyong Perwakilan Pekerja Perusahaan Rokok untuk Ikuti Bimtek di Jember
Senada dengan yang disampaikan Ribut, Guru Kelas 6 Sugiati yang sehari-hari mendidik OL, juga mengaku sangat geram dengan sikap dan perilakunya di kelas.
“Prestasinya tidak ada, selalu melawan gurunya, bahkan melebihi kenakalan ABG. Karena mungkin badannya bongsor dan juga pergaulannya di luaran sana,” kata Sugiati.
“Selain itu, jika disuruh untuk mengerjakan tugas, juga tidak pernah dikerjakan,” sambungnya.
Baca Juga: 5 Kendaraan Terlibat Kecelakaan Beruntun di Jember
Ia berharap siswa tersebut bisa dikonsultasikan ke psikolog. “Mungkin itu penanganan tepat. Karena kita berharap ada perubahan sikap dan anak ini menjadi lebih baik,” sambungnya.
Diketahui, sekolah tempat OL belajar memiliki 11 rombel, dengan jumlah seluruh siswa dari kelas 1 hingga 6, sekitar 260 orang. Terkait kenakalan OL, sudah banyak diketahui juga oleh seluruh guru sekolah tersebut, yang mayoritas perempuan berjumlah 14 orang. (jbr1/yud/lan)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News