JAKARTA(BangsaOnline) Semakin banyak janji kampanye Jokowi yang bertolak belakang dengan kenyataan ketika mantan walikota Solo itu berkuasa. Buktinya, Kementerian Perdagangan (Kemendag) berencana meningkatkan angka
importasi sapi dari Australia pada tahun ini. Hal tersebut justru
merusak semangat swasembada pangan yang dilakukan pemerintah Joko Widodo
(Jokowi).
"Pemerintah ada baiknya melakukan proses pelaksanaan
evaluasi program swasembada daging sapi (PSDS) secara serius, sehingga
bisa dipetakan potensi dan solusi yang perlu dilakukan dalam
pengembangan swasembada daging sapi," ujar Anggota Komisi IV DPR RI Rofi
Munawar kepada merdeka.com di Jakarta, Sabtu (29/11).
Menurut
dia, impor tersebut bakal menguras devisa negara sebesar Rp 4,8 triliun
hingga Rp 5 triliun. Dana tersebut, lanjut dia, jika dialihkan untuk
pengembangan sapi lokal tentu akan sangat bermanfaat dalam mendorong
roda ekonomi dan konsumsi daging nasional.
Wakil Ketua Fraksi PKS
ini menambahkan, swasembada daging adalah program pemerintah sebagai
regulator untuk menyediakan 90 persen total kebutuhan daging sapi dari
dalam negeri, sedangkan 10 persen sisanya berasal dari pasokan luar
negeri berupa impor sapi bakalan dan impor daging.
Namun
ironisnya, proporsi importasi jika dilihat komposisi terbesar maka
Australia menjadi negara pemasok utama daging atau sapi bakalan bagi
Indonesia. Dampaknya banyak industri ternak sapi di negeri kangguru
tersebut tumbuh dan berkembang karena melakukan importasi ke Indonesia.
"Pemerintah
harus menciptakan kebijakan tata niaga dan tata kelola daging sapi yang
kondusif bagi peternak lokal, agar keseimbangan demand dan supply bisa
terjadi. Peternak Australia bisa sejahtera dengan melakukan importasi ke
Indonesia, sedangkan peternak lokal terpinggirkan karena harganya tidak
kompetitif berasing," pungkas dia.
Sebagai informasi,
Kementerian Perdagangan (Kemendag) berharap dapat menerbitkan izin untuk
mengimpor 264 ribu ekor sapi pada kuartal keempat tahun ini, sebuah
peningkatan yang signifikan dari perkiraan awal sekitar 136 ribu ekor.
Perencanaan indikatif impor sapi tahun 2014 mencapai 700.000 ekor. Pada
triwulan I-2014, Kementerian Perdagangan sudah menerbitkan surat
persetujuan impor sebanyak 130.245 sapi bakalan untuk 35 importir dan
26.360 sapi siap potong kepada 16 importir.
Baca Juga: Dukung Swasembada Pangan, Menteri ATR/BPN: Butuh Tata Kelola Pertanahan yang Baik
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News