SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Jawa Timur menggelar "Evaluasi Proyek Prioritas Nasional dan KIE 1.000 Hari Pertama Kehidupan" di Ruang LIBI lantai 2 Kantor BKKBN Prov Jatim, Jl. Airlangga No. 31-32, Kota Surabaya, Senin (4/11) siang.
Kepala Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga (KS-PK) BKKBN Prov Jatim Dra Suhartuti, M.M., mengatakan, tujuan dari kegiatan tersebut adalah untuk mengoptimalkan pelaksanaan Taman Posyandu di Jawa Timur.
Baca Juga: Pj Wali Kota Kediri Bagikan Program Selimut Hati
Selain 38 kepala bidang yang menangani Bina Keluarga Balita (BKB) di masing-masing kabupaten/kota, kegiatan ini juga dihadiri lintas sektor yang ada atau yang membina Taman Posyandu. Salah satunya yakni dari Dinas Kesehatan Prov Jatim yang didaulat menjadi narasumber.
"Karena dari Dinas Kesehatan ini yang mempunyai data-data tentang Taman Posyandu. Dan itu yang selalu mendampingi di kabupaten/kota untuk posyandu. Jadi ada pendamping di seluruh kabupaten/kota untuk pelaksanaan taman posyandu," katanya.
Tutik, sapaan Suhartuti menjelaskan, ada tiga komponen besar yang terkandung di dalam taman posyandu yakni posyandu, BKB, dan PAUD.
Baca Juga: BKKBN Bersama Mitra Kerja Gencar Sosialisi Cegah Stunting di DKI Jakarta
"Posyandu instansi pembinanya adalah Dinkes, BKB instansi pembinanya adalah BKKBN, dan PAUD instansi pembinanya dari Dinas Pendidikan. Dari ketiganya ini diharapkan semuanya berjalan optimal," jelasnya.
Ia menargetkan output dari kegiatan ini adalah para peserta khususnya kelompok BKB untuk dapat mendukung terlaksananya taman posyandu yang optimal.
"Diharapkan komponen-komponen atau indikator-indikator yang ada di situ bisa terpenuhi semua yaitu dengan kategori baik atau sangat baik, minimal dengan nilai delapan," sebutnya.
Baca Juga: Pemkab Lamongan Intens Kampanyekan ASI Eksklusif Wujudkan Zero Stunting
Tutik bersyukur BKB di Jatim sudah terintegrasi dengan taman posyandu. Namun, ada beberapa taman posyandu yang pelaksanaannya belum optimal. Setelah dievaluasi, salah satunya karena dari operasional, kemampuan kader, ataupun dari pembinanya. (ian/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News