BLITAR, BANGSAONLINE.com - Panjangnya musim kemarau tahun ini berdampak bagi warga Kelurahan Ngadirejo dan Kelurahan Sentul, Kecamatan Kepanjenkidul, Kota Blitar. Sebagian warga Kelurahan Ngadirejo kekurangan air bersih karena sumurnya kering.
Kepala Kesbangpol dan Penanggulangan Bencana Daerah (PBD) Kota Blitar, Hakim Sisworo mengatakan kekurangan air bersih akibat kemarau baru pertama kali ini terjadi di Kota Blitar.
Baca Juga: Pesan Wali Kota Blitar Jelang Laga Perdana Arema FC di Stadion Soepriadi
Akibat mengeringnya sumur warga ini, setidaknya ada 16 KK di Kelurahan Ngadirejo dan 11 KK di Kelurahan Sentul kekurangan air bersih.
"Untuk mengatasi hal ini, setiap hari PBD mengirim tiga tangki air bersih ke warga di Kelurahan Ngadirejo dan Sentul. Satu tangki berisi 5.000 liter air bersih," ungkap Hakim Sisworo, Ahad (10/11/2019).
Hakim tidak membantah jika dampak dari kemarau panjang di Kota Blitar memang meluas. Sebelumnya, pihaknya mendapatkan laporan jika kekurangan air bersih hanya dialami warga Kelurahan Sentul saja. Namun, terakhir meluas hingga Kelurahan Ngadirejo.
Baca Juga: Jadi Markas Arema FC, Stadion Soepriadi Dinyatakan Layak Gelar Pertandingan Liga 1
Hakim meminta, pemerintah di Kelurahan Ngadirejo dan Sentul untuk terus mendata warganya yang mengalami kekurangan air bersih. Ia juga meminta kelurahan lain untuk segera melapor jika ada warganya yang mulai susah mendapatkan air bersih.
"Kalau ada yang kekurangan segera lapor ke kami agar segera mendapatkan dropping air bersih," kata Hakim.
Sementara Ketua RT 1 RW 3 Kelurahan Ngadirejo, Yayuk mengatakan sebagian warga di lingkungannya mulai mengalami kekeringan sejak sebulan yang lalu. Beberapa warga sempat mengeruk sumur dan menurunkan pompa air agar sumber airnya muncul lagi. Namun yang didapat justru air keruh yang tidak bisa dikonsumsi.
Baca Juga: Diizinkan Bermarkas di Stadion Supriyadi, Tim Arema FC Boyongan ke Kota Blitar
Sebelum mendapatkan dropping air dari Pemkot Blitar, warga yang kekurangan air bersih biasanya mendapatkan bantuan dari warga yang sumurnya masih bisa dimanfaatkan. "Karena semakin hari semakin banyak yang sumurnya kering, akhirnya kami lapor ke Pemkot," paparnya. (ina/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News