JEMBER, BANGSAONLINE.com - Gara-gara ungkap data mahasiswa yang terpapar radikalisme di Universitas Jember, Akhmad Taufiq dicopot dari jabatannya sebagai Ketua Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Unej. Akhmad Taufiq langsung digantikan oleh Bambang Sujanarko yang juga menjabat sebagai Dosen Fakultas Teknik Unej. Serah terima jabatan Taufiq dilakukan Rabu (27/11/2019), sekitar pukul 8 pagi tadi di Aula Lantai 3 Gedung Rektorat Unej.
Diketahui sebelumnya, Taufiq yang juga seorang dosen di FKIP Unej merupakan narsum di acara "Strategi Pencegahan Intoleransi, Radikalisme, dan Kekerasan Esktrimisme di Dunia Pendidikan dan Media Sosial", sepekan yang lalu.
Baca Juga: Polda Jatim Kolaborasi dengan Ponpes Wali Barokah Bentengi Santri dari Pengaruh Radikalisme
Dalam paparannya, Taufiq menyebutkan hasil pemetaan terhadap mahasiswa yang hasilnya diketahui, ada 22 persen dari 15.567 mahasiswa Unej terpapar paham radikalisme.
Namun apakah pencopotan jabatan Taufiq itu ada kaitannya dengan paparannya yang dilakukan pada acara forum dialog tersebut? Rektor Unej Moh. Hasan saat dikonfirmasi sejumlah wartawan, enggan untuk memberikan alasan. Dirinya mengaku hasil pemetaan itu untuk konsumsi internal.
"Saya lihat di media luar biasa narasi-narasinya (Taufik). Kami minta hal itu untuk dirahasiakan, karena perintah itu untuk pertimbangan dan kami pakai untuk langkah pemetaan," kata Hasan saat dikonfirmasi usai sertijab.
Baca Juga: Densus 88 Gelar Sosialisasi Kebangsaan di Lamongan
Namun demikian, lanjut Hasan, dengan adanya pernyataan informasi tersebut, pihaknya sudah melakukan langkah dengan menunggu klarifikasi.
Sementara itu saat dikonfirmasi terpisah, Akhmad Taufiq yang ditemui usai sertijab tampak berbenah dan menyelesaikan tugas terakhirnya di LP3M Unej.
Saat ditemui di ruang kerjanya, Taufik menyampaikan bahwa dirinya mengungkap data kajian pemetaan bukan dalam rangka melawan pimpinan. Dirinya mengaku legowo dengan keputusan dari Rektor Unej.
Baca Juga: Ghibah Politik Ramadhan: Menyoal PBNU tentang Politik Dinasti dan Misi Gus Dur
"Termasuk jika beliau tidak berkenan atas tindakan yang saya ambil selama menjabat ketua LP3M, itu hak Rektor. Saya selaku kabinet yang ditunjuk menerima apapun keputusan rektor," tegas Taufiq.
Taufiq membantah informasi yang beredar, bahwa dirinya disebut melawan rektor dengan hasil pemetaan. Dosen FKIP Unej ini bahkan mengaku sangat hormat kepada Rektor. Terlebih saat dirinya menjabat sebagai ketua LP3M, pihaknya telah menjalin komitmen bersama Rektor untuk membangun gerakan anti radikalisme.
"Jika penilaian saya melawan rektor berdasarkan rekomendasi yang saya berikan saat festival HAM beberapa waktu lalu, itu tidaklah tepat. Karena berdasarkan salah satu rekomendasi, untuk melawan persebaran paham radikalisme perlu adanya kepemimpinan yang tegas untuk tidak memberikan ruang bagi radikalisme," sambungnya.
Baca Juga: Gaji Kecil, Viral #JanganJadiDosen, Kenapa Gaji ASN Depkeu, Depdagri, Pajak, BUMN Besar?
"Diksi Kepemimpinan tentu berbeda artinya dengan pemimpin. Sehingga rekomendasi saya tidak dapat dipersempit maknanya hanya sebagai perkataan yang menyerang Rektor Unej," pungkasnya. (jbr1/yud)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News