BangsaOnline - Pemain naturalisasi, Greg Nwokolo, mengaku sedih dengan kegagalan timnas Indonesia meraih juara di Piala AFF 2014. Seperti diketahui, pada ajang itu Indonesia hanya mampu finis di posisi ketiga Grup A dengan poin empat. Praktis, tim Garuda gagal lolos ke babak semi-final.
Menurut pemain anyar Persija Jakarta itu, yang menjadi faktor kegagalan timnas adalah kondisi fisik para pemain yang sudah lelah lantaran melakoni jadwal kompetisi Indonesia Super League (ISL) yang panjang. "Sebagai pemain saya tahu, mereka sudah capek. Bukan pelatihnya atau pemainnya yang tidak bagus," kata Greg.
BACA JUGA:
- Pemkab Bojonegoro akan Gunakan Videotron Alun-Alun untuk Nobar Timnas Vs Uzbekistan
- [HOAKS] FIFA Batalkan Kemenangan Qatar atas Timnas Indonesia Usai Pastikan Wasit Curang
- Gelar Kongres Biasa, PSSI Tuban Komitmen Benahi Sepak Bola di Bumi Wali
- Menang Dramatis Lawan NZR Malang, Persibo Bojonegoro Melaju ke Final Liga 3 Jatim
"Menurut saya, dengan materi pemain yang dimiliki dan saya lihat tim lain di turnamen ini, secara individu timnas kita masih di atas negara lain. Cuma ya itu tadi, karena mereka sudah capek. Kalau sudah capek otak mau bikin apa juga sulit," jelasnya.
Selain itu, Greg juga berpendapat siapa pelatih yang menurutnya paling baik yang pernah menangani timnas Indonesia. "Saya rasa Ivan Kolev adalah pelatih yang terbaik yang pernah saya lihat dalam melatih timnas Indonesia. Bukan berarti (Alfred) Riedl tidak bagus," ucapnya.
Dia pun memberikan saran kepada PSSI untuk mengontrak pelatih timnas dalam jangka panjang. Menyusul, saat ini posisi pelatih tim Merah Putih sedang kosong setelah PSSI tidak memperpanjang kontrak Riedl. "Tidak bisa kalau gagal langsung dipecat. Menurut saya, kontrak 1-2 tahun itu belum panjang. Kita lihat Raddy Avramovic ketika menangani Singapura dia dikontrak dalam jangka yang sangat panjang dan berhasil membawa Singapura juara beberapa kali," paparnya.
"Jadi, yang penting ada perkembangannya setiap tahunnya. Misal kontrak selama tiga tahun. Pada tahun pertama gagal, tahun kedua bisa lebih baik, dan tahun ketiga pasti bisa juara karena timnya dan pelatihnya sama. Sehingga lebih kompak. Kalau hanya jangka pendek tak akan bisa juara," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News