BALIKPAPAN, BANGSAONLINE.com - Pemprov Jawa Timur terus melakukan ekspansi misi dagang ke berbagai provinsi. Hal ini sebagai bentuk membangun penguatan perdagangan antar pulau dan antar daerah di Indonesia. Dengan penduduk 267 juta, sesungguhnya merupakan potensi pasar yang sangat besar baik dalam mendulang investasi dalam negeri maupun menggerakkan sektor UMKM.
Di penghujung tahun 2019, Jatim menyelenggarakan misi dagang ke Kalimantan Timur (Kaltim). Kaltim menjadi destinasi keenam (terakhir) pada tahun 2019.
Baca Juga: Resmikan Gedung Sekber PHDI, Pj Gubernur Jatim Ajak Umat Hindu Jaga Kondisivitas Pilkada
Misi dagang Jawa Timur di Kalimantan Timur diselenggarakan di Grand Ballroom Mahakam, Swiss Bell Hotel, Balikpapan, Rabu (4/11). Misi dagang dipimpin langsung oleh Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa bersama jajarannya di antaranya Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekdaprov Jatim, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jatim, Kadis Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan l Cipta Karya Jatim, dan Kepala Dinas Bina Marga.
Sampai dengan pukul 16.30 WITA, nilai transaksi sebesar Rp 605 miliar. Hal ini di luar ekspektasi Gubernur Jatim, dimana pada awalnya menargetkan nilai transaksi sebesar Rp. 500 miliar. Sebelumnya, di tahun 2018, misi dagang Jatim di Kaltim nilai transaksi sebesar Rp. 373 miliar.
Baca Juga: Sukses Implementasikan Tata Kelola SPK Efektif dan Terukur, Pemprov Jatim Raih Penghargaan dari BSN
"Luar biasa sampai dengan pukul 16.30 WITA sudah mencapai Rp. 605 miliar. Angka ini bisa semakin bertambah," jelas Gubernur Jatim.
Dijelaskan, dengan adanya misi dagang, para pelaku dunia usaha dan industri bisa saling berkonsolidasi dan konfirmasi, bahwa setiap daerah memiliki keunggulan dan andalan masing masing, khususnya di sektor perdagangan. Dengan adanya misi dagang, lanjutnya, trader, dan buyer mengetahui potensi apa saja yang bisa dikerja samakan.
Dilihat dari peserta yang mengikuti misi dagang di Kaltim, Khofifah sapaan akrabnya menuturkan banyak pengusaha dari Jatim khususnya di bidang konstruksi yang ikut andil didalamnya. Sebagai contoh pengusaha semen dan baja.Hal ini menunjukkan banyak pengusaha yang mampu membaca market, khususnya dengan dipilihnya Kaltim sebagai calon ibukota negara.
Baca Juga: Pemprov Jatim Sabet Sertifikasi 13 Warisan Budaya Tak Benda Indonesia dari Kemenbud
"Dengan ditentukannya Kaltim sebagai calon ibukota negara maka kebutuhan logistik akan meningkat tajam," lanjutnya.
Saat pindah secara resmi akan ada tambahan 2 juta penduduk baru. Jadi, bukan hanya logistik yang meningkat tapi juga industri makanan dan minuman akan meningkat kebutuhannya. "Dengan adanya misi dagang Jatim ini menjadi bagian membangun komunikasi awal khususnya proses penyediaan logistik di Kaltim menuju ibukota baru," tambahnya.
Baca Juga: Di Rakor GTRA Kanwil BPN Jatim, Adhy Karyono Optimistis Regulasi Baru Jadi Solusi Atasi Mafia Tanah
Misi Dagang Jatim ke Kaltim ini merupakan rangkaian kegiatan Misi Dagang yang ke enam dan terakhir di tahun 2019. Sebelumnya telah dilaksanakan di Makasar, dengan total nilai transaksi Rp. 268,8 miliar. Komoditi yang diminati di antaranya lada, beras, cengkeh, bibit bawang putih, kopi, minyak goreng, porang dan Rumput laut.
Kemudian di Tangerang, Banten dalam rangkaian acara Trade Expo Indonesia (TEI) dengan total nilai transaksi Rp. 708,8 Milyar. Komoditi yang diminati diantaranya bibit Bawang putih, kopi arabica, lada putih, kayu manis, benih kentang, cengkeh, telur dan beras.
Selanjutnya pada bulan Oktober 2019, diselenggarkaan Misi Dagang di Mataram, Nusa Tenggara Barat l dengan nilai transaksi Rp. 603 miliar. Komoditi yang diminati di antaranya tembakau, bibit bawang putih, kapulaga, bawang merah, bekatul, jagung, porang, dan rumput laut. Diteruskan Misi Dagang Antar Daerah di Surabaya dengan total nilai transaksi Rp. 658 Milyar. Komoditi yang diminati yaitu diantaranya bibit bawang putih, tembakau, bawang merah, cengkeh, telur, beras, kayu manis dan jagung.
Baca Juga: Luncurkan 3 Layanan, Pj Gubernur Jatim Optimistis Makin Banyak Produk UKM Tembus Pasar Dunia
"Secara keseluruhan, total nilai transaksi keseluruhan Kegiatan misi dagang yang sudah dilaksanakan pada Tahun 2019 sebesar Rp. 2,24 Trilyun," paparnya.
Peserta Misi Dagang diikuti oleh 20 pelaku usaha dari Jawa Timur yang difasilitasi oleh Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Provinsi Jawa Timur dengan rincian 12 Penjual dan 8 Penjual & Pembeli, serta 10 peserta mandiri. Kemudian pelaku usaha dari Provinsi Kalimantan Timur sebanyak 100 pelaku usaha di bidang perdagangan. "Total keseluruhan Pelaku Usaha yang ikut berpartisipasi pada kegiatan Misi Dagang Provinsi Jawa Timur di Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2019 sebanyak 120 Pelaku usaha," tambahnya. (ns)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News