BANYUWANGI, BANGSAONLINE.com - Untuk menyambut peringatan hari jadi Banyuwangi (Harjaba) ke-248 pada 18 Desember 2019, Kabupaten yang berjuluk The Sunrise of Java ini menggelar parade seni budaya Kuwung dengan tema "Gumelare Bumi Blambangan" Sabtu malam (7/12/2019).
Festival Kuwung merupakan wujud dari keragaman Banyuwangi yang ditampilkan dalam sebuah parade untuk panggung eksistensi seni dan budaya asli Banyuwangi.
Baca Juga: Launching Majapahit's Warrior Underwater, Pj Gubernur Jatim Sampai Ikut Nyelam Letakkan Patung
Selain itu, dalam pagelaran ini segala potensi keragaman seni dan budaya Banyuwangi ditampilkan dalam bentuk tari dan fragmen rakyat bumi Blambangan yang dirangkum dalam drama kolosal.
Acara festival dibuka dengan cerita kolosal yang mengakat legenda Gontang Gelitang yang berasal dari Desa Gintangan.
Kisah ini menceritakan kelompok masyarakat dalam membuka lahan hutan untuk dijadikan pemukiman. Dalam perjalanan membuka lahan, timbul perselisihan antara manusia dan mahluk halus penunggu hutan.
Baca Juga: Ditpolairud Polda Jatim Amankan Dua Pelaku Jual Beli Benih Lobster Ilegal di Banyuwangi
Dalam konflik tersebut diakhiri dengan sebuah persetujuan bahwa mahluk halus itu mau pergi asalkan manusia harus mengganti pohon yang ditebang dengan menanam pohon gontang di tepi-tepi sungai. Maka dari itu, wilayah hutan yang dijadikan pemukiman dinamakan Desa Gintangan.
Dalam sambutannya Bupati Abdullah Azwar Anas mengatakan, Festival Kuwung adalah salah satu even tertua yang ada di Kabupaten Banyuwangi.
Kenapa parade digelar malam hari? Karena kuwung dalam arti bahasa Using adalah pelangi. Sebagaimana pelangi yang banyak warna, maka makna dari parade ini ingin menjadikan suasana malam Banyuwangi bertabur warna.
Baca Juga: Tim BPBD Lumajang Juara Umum dalam Semarak Gelar Peralatan se-Jatim, Ini Lima Arahan BNPB
Kostum, alat musik tradisional hingga lampu hias yang dipakai bertabur warna warni yang menambah semarak parade tersebut. "Di samping itu, juga sebagai bentuk etalase untuk mempromosikan kebudayaan dan seni Banyuwangi di khalayak luas," kata Anas di hadapan tamu undangan dan masyarakat Banyuwangi yang menyaksikan parade ini.
Dalam parade kuwung malam ini, Kabupaten Banyuwangi sendiri menampilkan 3 kelompok parade seperti kelompok pertama yang membawakan cerita kolosal asal usul Desa Gintangan Kecamatan Rogojampi, Kelompok kedua menapilkan kolosal sejarah berengos perada bara di wilayah Rajegwesi Kecamatan Bangorejo.
Kelompok ketiga menampilkan tradisi mongso ketigo dan tutur Ki Wongsokaryo.D i kontingen akhir Banyuwangi juga menampilkan pertunjukan argowisata semriwing kembang kopi yang mengkisahkan tentang melimpahnya kekayaan kopi Banyuwangi. Selain itu festival kuwung 2019, juga diikutsertakan keberagam kesenian dan budaya kabupaten sahabat seperti Kabupaten Jembrana, Kota Probolinggo dan Provinsi Kalimatan Timur yang ikut menyemarakkan parade Harjaba ke 248.
Baca Juga: Rumah di Banyuwangi Rusak Usai Diterjang Hujan Deras dan Tertimpa Pohon
Kontingen parade Kuwung menampilkan beragam kesenian dan kebudayaan dengan start dari kantor Bupati Banyuwangi atau taman Sayu Wiwit melewati jalan Ahmad Yani menuju di jalan Sudirman hingga mencapai finish di jalan Susuit Tubun Taman Blambangan Banyuwangi. (gda/dur)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News