Cegah Abrasi, Ratusan Anggota Komunitas Lingkungan Tebar 10 Ribu Bibit Mangrove di Pantai Trimulyo

Cegah Abrasi, Ratusan Anggota Komunitas Lingkungan Tebar 10 Ribu Bibit Mangrove di Pantai Trimulyo Penanaman 10 ribu bibit pohon mangrove oleh komunitas peduli lingkungan di Pantai Trimulyo, Kecamatan Genuk, Kota Semarang, Ahad (15/12).

SEMARANG, BANGSAONLINE.com - Dalam rangka memperingati hari lahir yang ke 3 tahun, Lindungi Hutan Kota menggelar acara tebar 10 ribu bibit mangrove di pantai Trimulyo yang terletak di kawasan industri Terboyo, Kecamatan Genuk, Kota , Ahad (15/12). Tak Cuma dari komunitas lingkungan, namun berbagai kalangan seperti warga sekitar dan komunitas lingkungan seluruh Kota turut berpartisipasi dalam penanaman bibit mangrove.

Miftachur Robani, Founder Lindungi Hutan Kota mengatakan penanaman 10 ribu bibit mangrove ini dilakukan untuk mencegah abrasi yang saat ini telah menjadi ancaman serius kota-kota yang dekat dengan pantai. Menurutnya, salah satu penyebab terjadinya abrasi adalah pemanasan secara global yang mengakibatkan es di kutub mencair, sehingga permukaan air terus meningkat.

Baca Juga: Forgress: Perkuat Gerakan Civil Society di Sidoarjo

Karena itu, dalam hal ini edukasi terhadap masyarakat menjadi hal yang penting, karena penyebab kerusakan lingkungan adalah manusia yang tidak memahami keadaan lingkungan. “Dalam acara ini kita juga mengundang government hingga community, mereka ikut terlibat. Hampir 500 orang, mulai dari orang-orang sini sampai komunitas-komunitas pecinta lingkungan seluruh ,” ujar Ben, sapaan karib Miftachur Robani.

Dijelaskan Ben, hutan di Indonesia selalu mengalami pengerucutan tiap tahunnya. Hal ini dikarenakan pembakaran hutan, perusakan mangrove, juga penebangan pohon secara liar. “Yang dirugikan adalah orang-orang sekitar, karena hutan sebagai penyumbang kehidupan dan keanekaragaman hayati jadi menurun fungsinya,” katanya.

“Kita mengedukasi pentingnya hutan, secara ekologis bakal bantuin orang-orang di sekitarnya, karena teman-teman pengen menghijaukan area pesisir ini,” lanjut Miftachur Robani.

Baca Juga: Pererat Silaturrahim dan Kolaborasi, TDA Jatim 1 Gelar Family Fun Camp Bersama Keluarga

Tidak hanya dihadiri berbagai komunitas pecinta lingkungan, namun Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota , Sapto Adi Sugi Hartono, juga turut menghadiri acara yang bertemakan lindungi hutan tersebut.

“Isu yang paling utama di lingkungan hidup adalah sampah plastik di laut, sampah plastik di sungai. Ini menjadi musuh kita bersama, oleh karena itu kita cegah, kita kurangi penggunaan sampah plastik,” ajak Sapto.

Baca Juga: Menteri AHY Serahkan Sertifikat Tanah Elektronik kepada Warga di Semarang

Ia mengungkapkan, sejumlah pantai yang ada di Kota telah dipadati oleh berbagai sampah, mulai dari sampah kemasan plastik, hingga styrofoam yang mengakibatkan terhalangnya keindahan pantai.

“Pemerintah Kota sudah melarang penggunaan tas kresek di toko-toko eceran, melarang penggunaan sedotan plastik di warung-warung makan, kemudian tidak menggunakan styrofoam untuk pembungkus makanan sekali pakai. Jadi perlu diketahui, jika kalian jajan kalau masih ada itu, tolong kita tegur,” imbaunya.

Mengingat isu lingkungan yang kian kompleks tidak hanyak tentang sampah, namun juga pemanasan global, menurut Sapto, kerja sama antara masyarakat dengan pemerintah sangat lah penting. “Partisipasi masyarakat dengan cara mematuhi kebijakan lingkungan yang ada adalah kunci dari keberhasilan suatu kebijakan,” pungkasnya. (*/rev)

Baca Juga: Komunitas BG Skin Sediakan 500 Porsi Makan Gratis per Hari

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Jambret Handphone Anak-Anak di Kampung Semarang':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO