KOTA BATU, BANGSAONLINE.com - Tempat Penimbunan Kayu (TPK) milik perusahaan Djawatan Kehutanan (DK) KPH Malang, BKPH Pujon, TPH Oro-Oro Ombo yang berlokasi di Desa Oro-Oro Ombo, Kecamatan Batu, Kota Batu seluas 5.500 meter persegi, disulap menjadi destinasi wisata Arum Manis Cafe Butik dan Pusat oleh-oleh. Peresmian butik dan pusat oleh-oleh ini dilakukan Wakil Wali Kota Batu, Punjul Santoso, Rabu (18/12).
Menurut Punjul Santoso, pemanfaatan TPK ini berkat adanya kerja sama antara Perhutani dengan Owner PT Arum Sejahtera, Bambang Suharto. Diyakini, destinasi wahana kuliner dan pusat oleh-oleh ini bisa menyedot para wisatawan yang berkunjung ke Kota Wisata Batu, sekaligus bisa menyerap tenaga kerja warga sekitar.
Baca Juga: Masuk Batas Waktu dari Satpol PP, Sejumlah PKL Sultan Agung Kota Batu Enggan Bongkar Kios
“Atas nama Pemerintah Kota Batu, saya memberikan apresiasi terhadap PT Arum Sejahtera terkait gagasannya yang telah menambah satu lagi wahana wisata kuliner dan oleh-oleh di Kota Batu yang sangat fantastis,” ujar Punjul.
Dijelaskan Punjul, Owner PT Arum Sejahtera telah memberikan tempat representatif dengan memadukan antara pasar yang ada di sekitar dengan para seniman dan pelaku-pelaku usaha. Selain itu, lanjut dia, usaha ini nantinya akan dikolaborasikan dengan Pengusaha Hotel dan Restauran Indonesia (PHRI) agar ada sinergititas yang baik. Termasuk juga dengan pihak Pemerintah Daerah, Camat, Kades, dan dinas terkait.
Sementara itu, Owner Arum Manis Cafe Resto Butik dan Pusat Oleh-Oleh Bambang Suharto menjelaskan bangunan itu terdiri dari dua skat seluas 715 meter di atas lahan 550 meter persegi. Dengan lahan seluas itu, akan mampu menampung sejumlah 15 unit bus.
Baca Juga: Potensi Wisata dan Ekonomi Lokal Meningkat, Kota Batu Jadi Sorotan ASEAN
Pihaknya mengakan kerja sama dengan Djawatan Kehutanan (DK) dilakukan dengan mekanisme sistem sewa setiap tahun.
Bambang juga menyebutkan, 80 persen karyawannya diprioritaskan warga desa setempat yang berpotensi. Selain itu, ia juga menampung 13 Pedagang Kreatif Lapangan (PKL) yang sebelumnya berjualan di tepi jalan di depan area usahanya. (asa/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News