SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Belum lama mendamaikan masalah tawuran antar geng Surabaya beberapa waktu lalu, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini kembali mengumpulkan anak-anak yang terlibat masalah kenakalan.
Sebanyak 101 anak yang terlibat kasus tawuran, minuman keras, bolos sekolah, balap liar, hingga putus sekolah ini dikumpulkan di Lantai-4 Gedung Siola, Kamis (19/12). Didampingi para orangtua, mereka diberi pengarahan oleh Risma. Mereka merupakan siswa yang masih mengenyam pendidikan di tingkat SD, SMP, SMA dan SMK.
Baca Juga: Warga Mulyorejo Digegerkan Janda Nekat Percobaan Bunuh Diri
Ia merasa prihatin dengan perilaku anak-anak yang telibat kenakalan ini. Di hadapan anak-anak, ia menegaskan, bahwa orangtua mereka telah bersusah payah mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan sekolah. Namun, ternyata perilaku anak-anak tersebut justru mengecewakan.
“Betapa susahnya orang tua kalian mencari uang, agar kalian bisa merubah nasib keluarga. Tapi kalian sia-siakan kepercayaan orangtua,” tuturnya.
Untuk itu, Risma meminta agar tidak mengulangi aksi tawuran. Ia menegaskan, akan menyerahkan ke aparat penegak hukum, jika perkelahian masih saja terjadi.
Baca Juga: Kampung Narkoba di Jalan Kunti Surabaya Kembali Digerebek: 23 Pecandu Direhab, 2 Pengedar Ditangkap
Tak sekadar memberikan nasihat, Presiden UCLG Aspac ini juga memotivasi anak-anak dengan menghadirkan beberapa anak dari keluarga tak mampu, yang justru berhasil dalam menempuh jenjang pendidikan di Perguruan Tinggi Negeri. Salah satunya, Novi. Alumnus Fakultas Hukum Universitas Airlangga.
“Dulu, saya lihat Novi ngemis atau jualan koran di pertigaan Ngagel Jaya. September, dia lulus Fakultas Hukum Unair dengan nilai terbaik,” ungkapnya.
Diberi kesempatan untuk menceritakan masa kecilnya hingga berhasil dalam studinya, Novi mengungkapkan, bahwa hampir sepuluh tahun ia jadi pengamen di jalanan. Namun, sejauh itu, Novi tak pernah terlibat masalah kenakalan.
Baca Juga: Polisi Bongkar Motif Janda Dibunuh Kekasih di Surabaya, Dipicu Surat Gadai Emas
Setelah mengenalkan beberapa anak yang sukses dalam studinya. Wali Kota Risma meminta seluruh anak yang terlibat masalah kenakalan meminta maaf dan mencium kaki orang tua mereka. Beberapa orang tua yang berada di ruangan nampak menangis, mendengar nasihat dan motivasi yang diberikan Wali Kota Surabaya.
Usai bertemu dengan anak-anak yang terlibat kenakalan dan orangtuanya, Wali Kota Risma menyampaikan, bahwa kenakalan anak-anak tersebut sebagian besar hanya ikut-ikutan karena jalinan pertemanan.
Ia mengungkapkan, saat ini untuk mengantisipasi tawuran dan aksi kriminalitas, di sejumlah kawasan telah dipasang CCTV yang bisa memonitor dengan detail. “Kita sudah uji coba. Gerak gerik yang terpantau, terkoneksi dengan database kependudukan,” jelasnya.
Baca Juga: PT Umroh Kilat Indonesia, Prioritaskan Beri Edukasi ke Para Jemaah
Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Pemberdayaan, dan Perlindungan Anak (DP5A) Kota Surabaya, Chandra Oratmangun mengaku, anak-anak yang bermasalah dengan kenakalan tersebut sebelumnya terjaring operasi Satpol PP, Linmas, dan Kepolisian.
“Setelah terjaring, kita outreach, kemudian kita lakukan kunjungan, selanjutnya diberi pendampingan dan motivasi dengan melibatkan psikolog, ibu-bapaknya juga dipanggil,” kata Chandra
Ia mengaku, upaya Wali Kota Risma dengan mengumpulkan anak-anak bermasalah beserta para orangtuanya selama ini memiliki dampak positif. “Mereka yang terlibat tawuran yang kita kumpulkan saat ini, tak ada yang terlibat sebelumnya,” pungkasnya.
Baca Juga: Korban Tewas, Begal Perempuan di Surabaya Hanya Dikenakan Pasal Curat, Pengacara Beberkan Alasannya
Dari penelusuran DP5A, mereka yang terjaring operasi aparat pemerintah kota dan kepolisian sejak bulan September ini rata-rata terlibat kenakalan karena kurangnya perhatian dari orangtua. (ian/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News