JEMBER, BANGSAONLINE.com - Warga Dusun Tegal Bago, Desa/Kecamatan Arjasa, Jember, Jawa Timur menemukan benda bersejarah saat sedang membangun septic tank di sekitaran rumah, Minggu (12/1/2020) kemarin. Diketahui benda bersejerah itu adalah sebuah Batu Kenong berukuran kurang lebih 60 x 50 cm, dan diketahui merupakan peninggalan budaya megalitik.
Bentuk batu itu silinder atau membulat dengan tonjolan di puncaknya, menyerupai salah satu alat musik gamelan, kenong.
Baca Juga: Hadir di Kampanye Akbar, Irwan Setiawan Ajak Menangkan Khofifah-Emil
Batu itu pun kini hanya dibiarkan di pekarangan rumah, karena penemu batu itu bingung harus melaporkan penemuannya ke mana. Informasi penemuan batu bersejarah itu hanya diposting di media sosial, dengan harapan ada yang bisa menginformasikannya secara benar.
"Saat itu pak tukang lagi menggali tanah untuk dibuat septic tank. Kira-kira dapat setengah meteran menggali, linggis yang digunakan untuk menggali tanah membentur benda keras. Sempat kita kira batu besar biasa," kata cucu pemilik rumah, Fiki saat dikonfirmasi wartawan, Senin (13/1/2020).
Baca Juga: Seribu Massa SSC di Jember Nyatakan Dukung Khofifah-Emil
Saat digali lebih dalam, lanjut Fiki, ternyata benda tersebut merupakan batu kenong. Akhirnya proses pembuatan saptic tank dihentikan dulu. Pekerja berupaya mengangkat batu itu ke permukaan tanah.
"Saat ditemukan Minggu kemarin itu, kita bingung mau lapor ke mana. Hari ini kita kemudian upload (unggah, red) di medsos, agar ada informasi," ungkapnya.
Menurut Fiki, penemuan batu yang menyerupai bentuk gamelan ini ada kaitannya dengan cerita rakyat tentang Panji Laras. "Dia itu (Panji Laras, red), dipercaya orang sebagai leluhur yang tinggal di Arjasa pada masa kerajaan dan sempat membangun padepokan di wilayah sini," katanya.
Baca Juga: DPPTK Ngawi Boyong Perwakilan Pekerja Perusahaan Rokok untuk Ikuti Bimtek di Jember
Bahkan dari penuturan Fiki, puing-puing yang diduga padepokan dari Panji Laras masih tersisa hingga sekarang. Dari situlah, kemudian dirinya menilai ada kemiripan antara batu yang ia temukan dengan batu pada puing padepokan.
"Penemuan batu ini juga tidak hanya sekali ini mas, beberapa kali warga lainnya juga punya pengalaman sama, tapi diletakkan begitu saja karena bingung mau lapor ke mana," tukasnya. (ata/yud)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News