KEDIRI, BANGSAONLINE.com - Dari rencana 200 hektare lahan yang harus dibebaskan untuk kepentingan pembangunan Bandara di Kediri, ternyata masih menyisakan 5,88 hektare yang belum dibebaskan. Padahal sisa 5.88 hektare itulah yang dinilai sangat penting karena bagian dari rencana pembangunan runway sepanjang 3.000 meter.
Sisa 5,88 hektare ini belum dibebaskan lantaran warga menolak pembebasan lahan. Penolakan karena harga yang ditawarkan oleh pihak investor PT. Surya Dhoho Investama masih jauh dari permintaan warga.
Baca Juga: Percepat Pembangunan Infrastruktur dan Dukung Pertumbuhan Ekonomi, Bandara Dhoho Gandeng Telkom
Ridwan Arif (84), salah satu pemilik lahan di Desa Bulusari, Kecamatan Tarokan, Kabupaten Kediri mengatakan bahwa lahan miliknya hanya ditawar Rp 500 ribu/meter dari permintaannya sebesar Rp 1 juta/meter.
"Karena hanya ditawar separuhnya, saya dan warga lain akhirnya menolak. Saya punya lahan seluas 2.156 meter persegi. Kalau tidak sesuai dengan permintaan sebesar Rp 1 juta/meternya, tentu saya keberatan," kata Ridwan Arif, Selasa (14/1).
Sebelumnya warga terdampak pembangunan Bandara Kediri lainnya mengatakan, mereka siap direlokasi ke tempat lain bila tidak ada kecocokan harga. Namun, tempat itu harus masih dekat dengan tempat tinggalnya semula.
Baca Juga: Pembangunan Bandara Dhoho Kediri dan Jalan Tol, Menteri PUPR Beri Apresiasi PT Gudang Garam
Sementara itu, saat dikonfirmasi terkait hal ini, Selasa (14/1), Maksin Arisandi, Direktur PT. Surya Dhoho Investama selaku Investor Bandara Kediri menjelaskan pihaknya siap menyediakan lahan pengganti untuk relokasi warga.
"Terkait tempat relokasi, rencana dari kami yang kita usulkan adalah di daerah Tanjung Baru. Kenapa di Tanjung Baru? Karena di Tanjung Baru itulah daerah yang paling dekat dengan tempat di mana sebelumnya warga tinggal," kata Maksin Arisandi.
Menurut Maksin, di Tanjung Baru yang berada di Selatan Dusun Bendrek Selatan, Desa Grogol itu, sebelumnya juga sudah ada warga yang pernah direlokasi. "Jadi bilamana tidak ada titik temu, maka kami siap menyediakan lahan pengganti untuk relokasi," tambah Maksin, Selasa (14/1).
Baca Juga: Bandara Internasional Dhoho Diresmikan, Khofifah: Pemerataan Pembangunan di Wilayah Selatan Jatim
Seperti diberitakan sebelumnya, guna memberi pemahaman kepada warga terdampak Pembangunan Bandara Kediri, Bupati Kediri dr. Hj. Haryanti Sutrisno, Kapolres Kediri Kota AKBP Miko Indrayana, Dandim 0809 Kediri Letkol Kav. Dwi Agung, dan pihak investor PT. Surya Dhoho Investama, secara bersama-sama melakukan sosialisasi terkait rencana Pembangunan Bandara di Kediri.
Sosialisasi itu dihadiri tiga kepala desa terdampak, yaitu Desa Bulusari Kecamatan Tarokan, Desa Grogol Kecamatan Grogo, Desa Jatirejo Kecamatan Banyakan, dan warga pemilik lahan, bertempat di sebuah cafe di Dusun Bendrek, Desa Grogol, Kabupaten Kediri, Senin (13/1/20) kemarin. (kdr1/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News