Oleh: Dr. KH. A Musta'in Syafi'ie M.Ag*
80. Waqul rabbi adkhilnii mudkhala shidqin wa-akhrijnii mukhraja shidqin waij’al lii min ladunka sulthaanan nashiiraan.
Baca Juga: Tafsir Al-Anbiya' 78-79: Life Begins at Fourty
Dan katakanlah (Muhammad), ya Tuhanku, masukkan aku ke tempat masuk yang benar dan keluarkan (pula) aku ke tempat keluar yang benar dan berikanlah kepadaku dari sisi-Mu kekuasaan yang dapat menolong(ku).
TAFSIR AKTUAL
Baca Juga: Tafsir Al-Anbiya' 78-79: Teori Shalahiyah dan Ashlahiyah pada Putusan MK Terkait Batas Usia
Ini doa yang diajarkan Tuhan, sekaligus komitmen yang mesti dimiliki oleh setiap orang yang beriman. Bahwa ketika seseorang hendak memasuki tempat baru, organisasi baru, lembaga, yayasan, atau perkumpulan lain, maka ayat di atas adalah doanya. Ya Tuhan, masukkanlah kami ke sini dengan baik dan keluarkanlah kami dari sini secara baik serta beri kami kemampuan.
Ada beberapa pendekatan memahami ayat studi ini: pertama, dari sisi munasabah atau korelasi dengan ayat sebelumnya. Bahwa ayat 78 berbicara soal shalat tahajjud dan kebaikan yang diperoleh akibatnya. Yakni, derajat pelaku tahajjud ditempatkan pada martabat tinggi dan terpuji, "maqama mahmuda".
Maka demi matchingnya ayat tahajjud dengan ayat kaji ini juga demi menggapai maqam mahmud yang di akhirat ini, maka makna "adkhilny" (masukkan kami) adalah wafatkanlah kami dengan kematian yang bagus (mudkhal shidq). Karena kematian adalah awal memasuki gerbang akhirat. Sedangkan makna "wa akhrijny" adalah bangkitkanlah kami dengan kebangkitan yang bagus (mukhraj shidq).
Baca Juga: Profil HARIAN BANGSA, Koran Lokal Jawa Timur, Kiai Jadi Pelanggan Setia Sejak Terbit Perdana
Makna kedua, "adkhilny" adalah masukkanlah kami ke dalam kepatuhan menjalankan perintah-MU dengan kapatuhan yang baik (mudkhal shidq), sedangkan makna "wa akhrijny" adalah keluarkanlah kami dari segala larangan-MU secara baik (mukhraj shidq).
Dengan makna ini, maka orang beriman selalu mematuhi perintah Allah SWT dan lepas menjauh dari segala larangan-Nya. Dengan amal inilah, maka seorang mukmin bisa mengunduh "maqam mahmud" di akhirat nanti.
Pendekatan kedua via sabab nuzul, seperti ditutur al-Turmudzy dari Abdullah ibn Abbas R.A., bahwa ayat ini turun menjelang perintah berhijrah ke dari Makkah ke Madinah.
Baca Juga: Tafsir Al-Anbiya' 78-79: Tentukan Hak Asuh, Nabi Sulaiman Hendak Potong Bayi Pakai Golok
Jika latar belakang historis ini dijadikan sandaran, maka makna "adkhilny" adalah masukkanlah kami ke perlindungan dan keamanam-MU, sedangkan makna "wa akhrijny" adalah keluarkanlah kami dari gangguan orang-orang kafir Makkah.
Atau langsung menunjuk makna lokasi, bahwa "adkhilny mudkhal shiqd" adalah permohonan bisa memasuki kota Madinah dengan baik. Sedangkan "akhrijny mukhraj shidq" bermaknakan memohon bisa keluar dari kota Makkah dengan aman dan baik.
Sementara al-imam al-Dhahhak berpedoman kota Makkah sebagai sentral Mudkhal dan Mukhraj, karena ayat ini Makkiyah. Jadinya, permohonan masuk dan keluar harus bertumpu pada satu lokasi, yakni Makkah. Jadinya, makna "adkhilny" adalah memasuki kota Makkah dengan aman dan baik. Itu terbukti pada Fath Makkah, penaklukan kota Makkah. Sedangkan makna "akhrijny" adalah perjalanan keluar dari Makkah ke Madinah kala hijrah. Allah a'lam.
Baca Juga: Tafsir Al-Anbiya' 78-79: Panduan dari Nabi Daud dan Nabi Sulaiman untuk Memutus Kasus Perdata
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News