BangsaOnline-Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Din Syamsuddin angkat bicara
mengenai aksi penyanderaan di Lindt Chocolate Cafe, Sydney, Australia
yang menimbulkan tiga korban jiwa. Menurut Din, aksi itu mencoreng citra
Islam.
Din mengatakan selama ini telah banyak insiden yang
menyudutkan kaum muslim. Menurutnya, yang terakhir di Sydney semakin
mencoreng citra Islam di mata dunia.
"Sejak 11 September 2001 di
Amerika Serikat, kemudian berlanjut-lanjut Maret 2007 di London, di
Indonesia terjadi juga beberapa kali pada bom Bali 1 dan 2, di Marriot,
juga di tempat-tempat lain. Dan yang terakhir itu merusak citra Islam
karena terjadi stigmatisasi," kata Din di Kantor MUI, jalan Proklamasi,
Jakarta Pusat, Rabu (17/12/2014)
Din menjelaskan, pada 2004 hasil
survei menunjukkan 54 persen warga negara Amerika Serikat dan Eropa
menyimpan kebencian pada Islam. "Dan akhirnya sudah agak mencair. Tapi
dengan kejadian kemarin di Sidney ini akan balik lagi," terangnya.
Menurutnya,
permasalahan ini terjadi lantaran banyaknya kalangan yang saling
mendeskreditkan. Sehingga ketegangan tidak akan dengan mudah dihentikan.
"Seperti
kartun di Denmark, film Fitna di Belanda, ada pelarangan jilbab di
Perancis, ada referendum tidak boleh mendirikan menara di Swiss. Ini kan
aksi reaksi, saya rasa ketegangan ini masih belum berhenti," jelas Din.
Kemudian,
Ketua Umum PP Muhammadiyah ini menilai dunia Islam yang tengah menjadi
korban atas kejadian-kejadian ini tidak kuat membela diri. "Apalagi di
dalam sosial media sudah beredar caci maki terhadap Islam," ucapnya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News