MOJOKERTO, BANGSAONLINE.com - Di tengah gempuran interpelasi, Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari mendadak rajin sidak. Bersama Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait, pejabat ring satu di Pemkot Mojokerto itu terjun memantau empat dari sembilan titik proyek mangkrak.
Kali pertama turun di lingkungan Kedungsari RT 1 RW 3, Ning Ita - panggilan Wali Kpta Ika Puspitasari - disambut Kepala Dinas PUPR, Mashudi yang memberi paparan perihal pekerjaan pembuatan saluran air dan pemavingan yang tak rampung.
Baca Juga: Pastikan Hasil Maksimal, Pj Wali Kota Mojokerto Sidak Proyek Strategis
Usai orientasi singkat, adik kandung mantan Bupati MKP tampak berdialog dengan warga. Secara langsung, ia mendengar keluhan penduduknya mengenai dampak proyek tersebut.
"Banjirnya ke sini, Bu. Saya takut rumah saya roboh karena airnya menggerus pondasi," keluh Kiswati, Kamis (30/1) tadi pagi.
Mendengar itu, Ning Ita pun memotivasi warga. Ia meminta warga tak lagi khawatir dengan imbas proyek tersebut karena sudah dilanjutkan PUPR. Sekitar 11 menit kemudian, rombongan ini geser ke Jagalan. Didampingi Kepala DPUPR Mashudi, Kepala Bappeko, Camat, dan Lurah, ia lanjut sidak memantau proyek mangkrak yang sama.
Baca Juga: Proyek Tugu Alun-Alun Kota Mojokerto dan Sky Walk Kekurangan Anggaran, Dewan: Ada yang Tidak Beres
Tak berselang lama, diteruskan sidak ke Mentikan Gang II dan Banjaranyar Gang II. Tidak ada wawancara dalam giat pantau-memantau proyek ini. Entah mengapa, Wali Kota segera naik mobdin Toyota Fortunernya dan mengabaikan keberadaan awak media yang turut dalam sidak.
Di sela-sela sidak, Kepala Dinas PUPR Kota Mojokerto, Mashudi mengungkapkan pihaknya kini melanjutkan proyek-proyek mangkrak tersebut. Ia mengatakan menjalankan skala prioritas terhadap penanganan proyek problem.
"Prioritas pembenahan kita lakukan untuk lingkungan Kedungsari, Banjaranyar, Mentikan, dan Magersari," terangnya.
Baca Juga: Tak Mau Lagi Ada Proyek Gagal di Kota Mojokerto, Dewan Sambangi BPJP
Menurutnya, PUPR mengambil alih penanganan proyek yang berdampak ke lingkungan, termasuk berbasis dana kelurahan. "Dari kelurahan juga. Kelurahan yang mangkrak kan 4 lokasi, PU ada 4 lokasi, namun dua lokasi tidak kita sentuh karena yang 2 itu adalah nol persen," katanya.
Mantan Kasatpol PP tersebut mengungkapkan pihaknya mengambil alih proyek tersebut karena audit Inspektorat telah dilakukan. "Sudah ada audit dari Inspektorat, tinggal nunggu hasilnya. Tinggal uji kualitas material saja," imbuhnya.
Ia memaparkan pihaknya turun sejak dua hari lalu. Selain meneruskan galian u-gutter, pasukan oranye juga memasang bedeng dari gedek agar air hujan yang meluap tidak menggerus pondasi rumah warga.
Baca Juga: Ning Ita Perangi TBC, Berikut Cara-cara yang Dilakukan Wali Kota
Sekadar diketahui, mangkraknya sejumlah proyek TA 2019 lalu membuat dewan geram. Mereka menyoal kinerja pemerintah yang membuat warga merasakan dampak banjir dan pagar roboh akibat proyek drainase.
Untuk itu, Komisi II DPRD Kota Mojokerto menggelar tiga kali Rapat Dengar Pendapat (RDP), namun jawaban eksekutif dirasa kurang memuaskan. Hal ini yang memantik dewan mencetuskan wacana pemanggilan wali kota lewat interpelasi. Kini rencana tersebut sudah disorong ke pimpinan dewan. (yep/ris/sof/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News