MALANG, BANGSAONLINE.com - MS (13), siswa kelas VII SMPN 16 Kota Malang harus menjalani rawat inap di RS Lavalette Kota Malang lantaran mengalami luka-luka di sebagian tubuhnya. Ia diduga menjadi korban penganiayaan yang dilakukan oleh teman-temannya.
Bahkan selain luka di sekujur tubuh, jarinya juga bengkak hingga nyaris diamputasi. Peristiwa ini terjadi 15 Januari lalu, namun baru terungkap dua hari belakangan, lantaran videonya viral ke media sosial. Informasi yang dihimpun, MS menjadi korban kekerasan dari sejumlah teman sekolahnya.
Baca Juga: Val The Consultant, Kantor Yayasan Penyalur Suster Penganiaya Anak Selebgram di Malang
Kepala SMPN 16 Malang Syamsul Arifin membenarkan ada siswanya yang berinisial MS mengalami luka-luka di sekujur tubuh.
"Mohon maaf yang saya dengar dan gali informasinya dari beberapa siswa, itu karena candaan antar siswa. Akan tetapi, setelah saya melakukan pemanggilan terhadap tujuh siswa yang terindikasi melakukannya, ternyata jari milik MS bengkak akibat diinjak oleh tujuh siswa tersebut. Hal itu diakui oleh ketujuh siswa itu," jelas Syamsul.
Syamsul menjelaskan, setelah peristiwa itu korban langsung dibawa ke RS Lavalette. Untuk pembiayaannya, pihak sekolah melakukan iuran secara sukarela ke semua siswa-siswi SMPN 16 Malang
Baca Juga: Pelaku Kekerasan Terhadap Anak Selebgram di Malang Jadi Tersangka
"Terkumpul sebesar Rp 4,2 juta buat biaya pengobatan. Nanti kekurangan biayanya menjadi tanggung jawab ketujuh siswa yang melakukannya, sebagaimana kesepakatan mediasi antara orang tua korban dan pelaku," imbuhnya.
Dikonfirmasi terkait hal ini, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Malang Zubaidah mengaku masih melakukan klarifikasi kepada beberapa pihak, mulai dari guru BK, kepala sekolah, dan ketujuh siswa.
"Kami perlu memanggil mereka agar informasi yang kami gali lebih lengkap lagi. Perkembangan selanjutnya menunggu lebih lanjut," kata Zubaidah.
Baca Juga: Polisi Selidiki Kasus Dugaan Santri Disetrika Seniornya di Malang
Terpisah, Kapolresta Malang Kota Kombes Pol Leonardus Simarmata menyampaikan pihaknya sudah turun ke lapangan untuk melakukan pulbaket, sambil menunggu hasil visum. "Apabila nantinya terbukti ada unsur kriminal, kami akan melibatkan unit PPA, mengingat terduga tersangkanya masih di bawah usia," ujarnya. (iwa/thu/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News