BangsaOnline.com - Presiden Jokowi sore ini telah menyepakati pembelian aset PT Minarak
Lapindo yang menyebabkan bencana lumpur di Sidoarjo, Jawa Timur.
Perusahaan yang sebagian milik Aburizal Bakrie itu tidak mampu membayar
sisa ganti rugi terhadap korban lumpur senilai Rp 781 miliar.
"Diputuskan
rapat tadi pemerintah akan membeli itu (aset Lapindo)," ujar Menteri
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, di Komplek
Istana Kepresidenan, Jakarta.
Namun, Jokowi minta pembelian aset
itu harus seluruhnya diberikan kepada pemerintah. Hal itu agar Lapindo
membayar kerugian tersebut langsung kepada pemerintah bukan pada
penduduk setempat.
"Lapindo harus menyerahkan semuanya tanah yang ada di peta berdampak," ujar Basuki.
Sebab,
selama ini penduduk setempat yang terkena dampak lumpur Lapindo sudah
sangat sengsara, tidak juga dilunasi ganti rugi oleh PT Minarak Lapindo.
Pertimbangan ini diputuskan lebih kepada kesejahteraan rakyat yang
dalam hal ini penduduk yang terkena dampak lumpur yang dirugikan.
"Tujuannya
pemerintah tidak membeli tanah tetapi untuk membantu masyarakat.
Gunanya dengan semangat itu supaya nanti kalau sudah diberikan semua ke
pemerintah berkas-berkas tanah sebesar Rp 303 triliun, " ujarnya.
Pemerintah
memberikan tenggat waktu pelunasan hutang Lapindo kepada pemerintah
selama 4 tahun. Jika Lapindo tidak juga dapat melunasi, maka seluruh
aset Lapindo dimiliki oleh pemerintah.
"Lapindo diberi waktu 4
tahun kalau mereka bisa melunasi Rp 781 miliar maka tanah itu akan
diberikan lagi dikembalikan lagi ke Lapindo. Kalau tidak pemerintah akan
sita," ujar Basuki.
Sementara itu, Menteri Sosial Khofifah
menambahkan sisa 20 persen yang tidak dibayarkan oleh Minarak Lapindo
akan dibeli pemerintah. Namun, ganti rugi sekitar 80 persen yang sudah
dibayarkan oleh pemerintah akan menjadi colateral.
"Jadi yang
dibayar (Lapindo) 80 persen, jaminan untuk membayar 20 persen karena
sudah ada notulensi rapat bahwa minarak lapindo sudah tidak mampu
menyelesaikan 20 persen. Oleh karena itu pemerintah segera berikan
solusi, 80 persen akan menjadi colateral bagi pemerintah sampai 20
persen," ujar Khofifah.
Nantinya keputusan rapat ini akan
dituangkan dalam Perpres yang segera disiapkan. "Ada nanti perpresnya,
ini kan baru saja rapat," ujar Khofifah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News