Sekolah SD dan SMP Arsitek RS Corona di Wuhan Sudah Tutup Sejak 1966

Sekolah SD dan SMP Arsitek RS Corona di Wuhan Sudah Tutup Sejak 1966 Iwan Natawidjaja, mantan guru di Chung Hua School, tempat belajar arsitek RS khusus pasien Corona di Wuhan.

JEMBER, BANGSAONLINE.com - Kehebatan arsitek Hwang Sik Jiu dalam mendesain dan membangun rumah sakit khusus bagi penderita penyakit Corona di Wuhan, China, mengundang decak kagum dunia. Pasalnya dalam waktu kurang dari 10 hari, rumah sakit yang mampu menampung 1.000 pasien itu berhasil dibangun dengan baik.

Diketahui, Hwang Sik Jiu ternyata pernah mengenyam pendidikan di , Jawa Timur, dari tingkat SD hingga SMP. Namun, kini sekolahnya itu, yakni Chung Hua School sudah tutup.

Baca Juga: Hadir di Kampanye Akbar, Irwan Setiawan Ajak Menangkan Khofifah-Emil

Sekitar 9 April 1966, sekolah Chung Hua School ditutup pemerintah. "Karena saat itu ada konflik politik, sehingga memaksa sekolah-sekolah China ditutup," kata mantan guru sekolah tersebut, Iwan Natawidjaja saat dikonfirmasi wartawan, Sabtu (8/2/2020).

Padahal saat itu, kata pria yang juga mantan pengurus Perbasi dan membina bidang Wushu dan Basket itu, ada sekitar 2.000 siswa yang belajar di sekolah tersebut.

Baca Juga: Seribu Massa SSC di Jember Nyatakan Dukung Khofifah-Emil

"Sehingga saat itu ada yang pulang kembali ke Tiongkok, dan juga ada yang sekolah di sekolah umum," katanya.

"Siswanya 2.000 orang, dibagi dalam dua waktu masuknya. Ada yang masuk pagi dan sore," imbuhnya.

Namun, meski sudah tutup, sekolah yang memiliki sejarah dan berdiri sejak tahun 1910 itu berhasil meluluskan siswa siswi berprestasi.

Baca Juga: DPPTK Ngawi Boyong Perwakilan Pekerja Perusahaan Rokok untuk Ikuti Bimtek di Jember

"Salah satunya sang insinyur itu (Hwang Sik Jiu), yang berhasil membuat rumah sakit untuk pasien Corona," katanya.

Bahkan sekitar tahun 2010 lalu, bertempat di Rumah Makan Tjoeng On, para alumni sekolah Chung Hua School itu berkumpul untuk acara reunian.

Baca Juga: 5 Kendaraan Terlibat Kecelakaan Beruntun di Jember

"Yang hadir sekitar 5.000 orang, para alumni, dan pengajar ataupun pengurus. Termasuk sang Insiyur itu juga datang dari Tiongkok. Tapi ya baru nampak terkenal sekarang ini," katanya.

Diketahui, bekas gedung sekolah itu pun sudah tidak ada. Kini lokasi sekolah itu beralih fungsi menjadi komplek pertokoan. "Jadi Pertokoan Mutiara itu. Pintu gerbang masuknya berhadapan dengan Toko Matahari dan pintu sampingnya menghadap ke timur itu," tuturnya.( arak / yud )

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Lihat juga video 'Nekat Ritual di Laut, 10 Warga Jember Meninggal Tersapu Ombak':


Berita Terkait

BANGSAONLINE VIDEO