DENPASAR, BANGSAONLINE.com - Kehadiran Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA, di Denpasar Bali disambut hangat oleh umat Islam, terutama warga NU. Pendiri dan pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah Surabaya dan Pacet Mojokerto Jawa Timur itu hadir di pulau Dewata untuk memenuhi undangan acara Tabligh Akbar di Masjid Raya Baiturrahman Denpasar Bali, Sabtu malam (8/2/2020).
Acara itu digelar selain untuk menggalang dana pembangunan Madrasah Aliyah juga pelantikan pengurus Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) Kota Denpasar dan Jembrana Bali.
Baca Juga: Kampanye Akbar, Tak Banyak Pidato, Khofifah dan Gus Barra Sibuk Bagi Souvenir & Borong Kue Pengasong
Sebelumnya, sore hari, Kiai Asep mengisi dialog yang digelar para pengurus Pergunu Kota Denpasar. Acara itu digelar di Wisma Sejahtera Kamenag Denpasar Jalan Kahuripan no 1 Bali.
Yang menarik, dalam acara dialog itu kiai miliarder yang dikenal dermawan itu minta agar bangsa Indonesia - terutama umat Islam - tidak kecil hati dalam menghadapi globalisasi. Menurut dia, meski pemerintah tak memihak kepada kita tapi kita tak boleh menyerah.
“Kita jangan jadi obyek globalisasi. Kita harus jadi subyek globalisasi. Kita jangan kecil hati,” kata mantan ketua PCNU Kota Surabaya itu.
Baca Juga: Aneh, Baca Syahadat 9 Kali Sehari Semalam, Dahlan Iskan Masih Dituding Murtad
(Jamaah masjid raya Baiturrahman Denpasar Bali mendengarkan Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim, MA. foto: bangsaonline.com)
Ketua Umum Pergunu Pusat itu mengingatkan tentang kemandirian nenek moyang kita. Menurut dia, raja-raja di nusantara tak pernah mau tunduk kepada pihak asing. Ia menceritakan tentang Kubilai Khan saat mengirim utusan, Meng Khi, yang minta agar Jawa takluk kepada Mongol (China). Prabu Kertanegara bukannya tunduk. Raja Singosari itu justru memotong telinga Meng Khi, utusan Kubilai Khan. Padahal saat itu bangsa Mongol sudah menjadi kerajaan raksasa dunia. Ekspansi Mongol sudah mengusai ¾ dunia.
Baca Juga: Batu Shining Orchid Week 2024, Bikin Kota Batu Jadi Perhatian Pecinta Anggrek Tanah Air
Menurut Kiai Asep, nenek moyang bangsa Indonesia bukan tipe bangsa yang gampang menyerah. Saat Kubilai Khan mengirim tentara untuk menyerbu Jawa karena utusannya dipotong telinganya, Raden Wijaya justru melawan dengan taktik politik yang cerdik. Raja Majapahit itu menghancurkan tentara Kubilai Khan saat mereka bersenang-senang merayakan kemenangan melawan Jayakatwang.
Kiai Asep juga mengingatkan tentang sejarah gemilang Umar Bin Abdul Aziz dalam memimpin negara. Menurut dia, Umar Bin Abdul Aziz hanya berkuasa dua setengah tahun. Tapi mampu menyejahterakan rakyat dan menghapus kemiskinan dengan mengefektifkan pengelolaan zakat.
Baca Juga: Elektabilitas Terus Melejit, Khofifah: Banyak Doa Kita Temukan di Pasar
“Padahal nilai zakat itu lebih kecil daripada pembayaran pajak,” kata putra pendiri NU, KH Abdul Chalim itu.
Menurut dia, dalam kepemimpinan Umar Bin Abdul Aziz, utang rakyat dibayar oleh negara. “Sehingga tahun kedua kepemimpinan Umar Bin Abdul Aziz sudah tak ada orang miskin. Mencari orang yang mau menerima zakat sulit karena orang sudah kaya semua. Semua orang justeru mau memberi zakat,” kata Kiai Asep seraya mengatakan bahwa Umar Bin Abdul Aziz melibatkan anak muda dalam pemerintahannya.
Menurut Kiai Asep, kunci sukses Umar Bin Abdul Aziz karena faktor ilmu dan akhlak. “Kita harus menguasai ilmu,” katanya sembari menegaskan bahwa Umar Bin Abdul Aziz sangat rajin salat malam. Dengan ilmu, kata Kiai Asep, kita punya kekuatan. “Al-ilmu quwwah,” tegasnya.
Baca Juga: Ketum Pergunu Prof Kiai Asep: Ratu Zakiyah Simbol Idealisme Kita
Begitu juga dengan akhlak. Menurut dia, Umar Bin Abdul Aziz berakhlak tinggi sehingga tak korupsi. “Beda dengan sekarang. Orang nyalon kepala daerah. Tapi setelah jadi malah korupsi untuk mengembalikan modal,” kata mantan anggota DPRD Kota Surabaya itu.
Hadir dalam acara itu Dr KH Mujib Qulyubi, Katib Syuriyah PBNU; Dr Saepulloh, Wakil Ketua Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu); KH Mahfud, Ketua Pergunu Kota Denpasar; dan para pengurus Pergunu Jembrana dan Kota Denpasar.
Kiai Asep didampingi M. Mas'ud Adnan, Komisaris Utama HARIAN BANGSA dan BANGSAONLINE.com yang juga Wakil Ketua Pengurus Wilayah Pencak Silat NU Pagar Nusa Jawa Timur. (tim)
Baca Juga: Kiai Asep Bentuk Saksi Ganda Mubarok dan Khofifah-Emil, Gus Barra Siap Biayai Siswa Berprestasi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News