SURABAYA, BANGSAONLINE.com - Usai acara pengukuhan guru besar Dr. KH. Asep Saifuddin Chalim, M.Ag, ternyata para undangan tak bisa langsung mengucapkan selamat. Selain terhalang protokoler kepresidenan, juga Kiai Asep sudah terjadwal bertemu Presiden Joko Widodo (Jokowi) di salah satu ruangan Rektorat Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (Uinsa).
Kiai Asep bertemu Presiden Jokowi bersama para pengurus Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) dan beberapa tokoh secara terbatas. Informasi yang diterima BANGSAONLINE.com, Kiai Asep mengajak 100 pengurus Pergunu dan beberapa kiai dan tokoh. Namun karena ketatnya penjagaan Paspampres, peserta pertemuan itu hanya diikuti sekitar 70 orang.
Baca Juga: Blusukan di Pasar Sidoharjo Lamongan, Khofifah akan Tutup Kampanye di Jatim Expo
Dalam pertemuan terbatas itu, Presiden Jokowi dan Kiai Asep duduk berjejer di depan didampingi Menteri Sekretaris Presiden Pratikno, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar dan Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak. Tampak juga KH As’ad Said Ali, mantan wakil Kepala BIN dan mantan Wakil Ketua Umum PBNU serta penyair dari Madura KH. Zawawi Imron.
Sementara di barisan peserta pertemuan tampak Prof Dr Ojat Darojat, Ketua Panitia Rakernas Pergunu, Aris Adi Leksono, Wakil Ketua, Mohammad Habiburrohman, Bendahara, Dr. H. Saefullah, Wakil Sekretaris, Dr Zakaaria Nurhadi, salah seorang panitia, Fathurrohman, ajudan Kiai Asep, Dr M Nurhasan, Rektor Unesa, dan beberapa tokoh lain. Mereka duduk berjejer bersama para pengurus Pergunu.
Petemuan itu dipimpin langsung Kiai Asep Saifuddin Chalim yang masih mengenakan toga. Kiai Asep menjelaskan kepada Presiden Jokowi tentang perkembangan Pergunu.
Baca Juga: Survei Poltracking Terbaru, Khofifah-Emil Melejit Tinggalkan Risma-Hans dan Luluk-Lukman
Menurut Kiai Asep, Pergunu sudah berjalan selama delapan tahun. Namun, tegas Kiai Asep, Pergunu telah mendirikan 34 pengurus wilayah di seluruh Indonesia. Sedang untuk pengurus tingkat kabupaten dan kota, Pergunu sudah mencapai 400 cabang lebih.
“Bahkan di Kaltara lebih dulu Pergunu yang berdiri daripada NU. Karena Kaltara kan kabupaten baru,” kata pendiri dan pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah Surabaya dan Pacet Mojokerto Jawa Timur itu.
Kiai Asep juga menjelaskan bahwa masa delapan tahun bagi Pergunu merupakan tahap konsolidasi. Berikutnya Pergunu akan mendirikan sekolah unggulan pada tiap provinsi.
Baca Juga: Survei ARCI: Khofifah-Emil Dominan di Mataraman
Kiai Asep juga menceritakan soal Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Pergunu yang berlangsung di Institut KH Abdul Chalim Pacet Mojokerto. Menurut dia, semula Presiden Jokowi dijadwalkan datang ke acara Rakernas Pergunu di kampus Institut KH Abdul Chalim Pacet Mojokerto. Namun, kata Kiai Asep, takdir Allah menghendaki Presiden Jokowi datang ke pengukuhan guru besar di UINSA.
“Bapak Jokowi itu bukan hanya seorang presiden, tapi juga orang sholeh. Orang sholeh itu kalau datang ke suatu tempat akan memberi berkah. Semoga kedatangan Bapak Jokowi di UINSA ini memberi berkah bagi UINSA,” kata Kiai Asep sembari mengatakan bahwa Presiden Jokowi pernah datang ke Pondok Pesantren Amanatul Ummah baik yang di Surabaya maupun di Mojokerto.
Kiai Asep lalu mempersilakan Presiden Jokowi memberi pengarahan. Jokowi banyak menyinggung tentang pentingnya para guru merespons cepatnya perubahan dunia termasuk tentang teknologi dan informasi.
Baca Juga: Siap Jadikan Jawa Timur Sebagai Gerbang Baru Nusantara, Khofifah-Emil Ajak Sukseskan Pilkada 2024
Usai pengarahan dari Jokowi digelar tanya jawab. Saat tanya jawab itulah para pengurus Pergunu menyampaikan problem pendidikan yang dialami di daerahnya. Di antaranya soal masih banyaknya praktik uang sogok dan aturan yang menghalangi percepatan majunya pendidikan. Bahkan ada yang mengeluh karena uang beasiswanya sudah habis.
Presiden Jokowi berterima kasih kepada para pengurus Pergunu yang telah mengungkapkan problem pendidikan yang dihadapi di daerahnya masing-masing. Ia bahkan mengatakan, sejak jadi wali kota hingga gubernur dan presiden, memang problem itulah yang dihadapi dan sulit diberantas.
Menurut dia, selain masih maraknya praktik permainan uang juga banyak sekali peraturan dan undang-undang yang menjadi kendala bagi para pelaksana di pemerintahan. Presiden mencatat beberapa keluhan dari pengurus Pergunu dan berjanji akan segera ditindaklanjuti. Karena itu ia berterima kasih karena dalam pertemuan itu dia banyak mendapat masukan dari pengurus Pergunu.
Baca Juga: Sholawatan Bersama Habib Syekh, Khofifah Ajak Generasi Muda Tingkatkan Prestasi dan Jauhi Narkoba
Usai pertemuan dengan Presiden Jokowi, Kiai Asep langsung kembali ke tempat acara pengukuhan guru besar di Sport Centre UINSA. Para undangan langsung berbaris dan antri mengucapkan selamat kepada Kiai Asep. Dengan didampingi istri tercintanya, Nyai Alif Fadlilah, Kiai Asep melayani ucapan selamat satu persatu dari undangan.
Seperti diberitakan BANGSAONLINE.com, Kiai Asep dikukuhkan sebagai guru besar bidang sosiologi oleh UINSA Surabaya, Sabtu, 29 Februari 2020. Kiai miliarder yang dikenal dermawan itu menyampaikan pidato ilmiah dengan judul: Model Pendidikan dalam Mengatasi Problematika Masa Kini dan akan Datang (Pada Pondok Pesantren Amanatul Ummah Pacet). Kiai selain dikenal sebagai pendiri dan pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah juga ketua umum Pergunu dan putra salah satu pendiri Nahdlatul Ulama (NU) KH Abdul Chalim. (m mas’ud adnan)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News