TUBAN, BANGSAONLINE.com - M. Lutfi (34), pemilik kios di Pasar Baru Tuban yang terbakar hanya bisa menggelengkan kepala saat ikut memadamkan kobaran api yang melenyapkan satu per satu kios.
Tak hanya sedih karena tokonya ludes terbakar, namun warga Kelurahan Gedungombo, Kecamatan Semanding itu juga menyayangkan kurangnya koordinasi petugas, sehingga api cepat menjalar.
Baca Juga: Jelang Nataru 2025, Diskopumdag Tuban Monitoring Bahan Pokok di Pasar Tradisional
Pemilik toko pracangan ini pun sempat marah karena tidak ada tindakan koordinatif saat pemadaman api. Anehnya, ketika oknum aparat datang, mereka lebih memilih mengabadikan momen kebakaran dibanding membantu warga.
Begitu juga warga lain yang datang ke lokasi, hanya memotret dan merekam peristiwa kebakaran ketimbang ikut membantu pemadaman.
"Namun, kami tetap berterima kasih kepada petugas pemadam kebakaran. Tetapi, ke depan sebaiknya petugas bisa mematikan api secara efektif," ujar Lutfi sang penjual bumbu-bumbu dapur dan makanan ini.
Baca Juga: Rumah di Tuban Terbakar, 1 Unit Mobil dan Motor Ikut Hangus
Lutfi menceritakan, warga dan pemilik kios sudah berupaya membantu petugas memadamkan api. Tetapi, saat membantu tidak ada arahan atau komando dari petugas pemadam. Selain itu, selang mobil damkar juga tidak terlalu panjang. Sehingga, sangat tidak memungkinkan bagi warga untuk memadamkan api pada titik-titik tertentu.
Menurutnya, pemadam lebih fokus di sisi depan pasar. Padahal sumber api dari sepertiga bagian belakang pasar sebelah Barat pada los penjual plastik dan baju. Semestinya, lebih efektif bila pemadaman dilakukan dari belakang pasar. Karena kondisinya sangat dekat dengan sumber api.
Baca Juga: Tiga Rumah Berlokasi di Kawasan Padat Permukiman Tuban Terbakar, Damkar Sempat Kesulitan
"Saat melakukan pemadaman tak satu pun saya mendengar letusan tabung gas elpiji. Padahal tempat di mana kami berusaha memadamkan api banyak berdiri warung makan," tuturnya.
Setelah peristiwa kebakaran hebat tersebut, pemilik kios dan los berharap, pemerintah segera memberikan solusi agar warga bisa kembali berdagang. Meski bersifat darurat tidak masalah, terpenting bagi warga bisa berjualan kembali. Sebab, berjualan di pasar untuk mencukupi kebutuhan keluarga sehari-hari.
Baca Juga: Sebuah Mobil Terbakar di Jalan Manunggal Tuban
Terkait permodalan, para pedagang juga masih bingung. Mereka khawatir penyediaan saluran listrik maupun air dikenai biaya oleh pemerintah. Para pedagang berharap pemerintah bisa menyediakan fasilitas secara gratis untuk berjualan.
"Kami berharap Pemkab memberikan modal atau pinjaman tanpa bunga agar perkonomian bia pulih," tukas Lutfi yang megalami kerugian hingga ratusan juta. (gun/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News