BLITAR, BANGSAONLINE.com - Pasca pemerintah mengumumkan ada dua orang warga Depok, Jawa Barat, yang positif terinfeksi Virus Corona, aksi pembelian barang secara berlebihan (panic buying) terjadi di sejumlah daerah.
Selain masker, hand sanitizer (cairan pembersih tangan), dan sembako, komoditas lain yang menjadi buruan masyarakat adalah empon-empon atau bumbu dapur yang berasal dari tanaman jenis rimpang seperti jahe, kunyit, sereh serta temulawak. Empon-empon dipercaya sebagai jamu herbal atau obat tradisional untuk menjaga daya tahan tubuh.
Baca Juga: Flu Burung Bisa Menular ke Kucing hingga Sapi, ini Penjelasan Asosiasi Kedokteran Hewan
Merespons fenomena itu, Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar mengimbau agar masyarakat tetap tenang dan tidak panik.
Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar, Dr. Christine Indrawati mengatakan empon-empon memang tidak bisa membunuh virus corona, namun bisa digunakan untuk meningkatkan daya tahan tubuh.
"Yang paling umum biasanya jahe dan serai yang bisa meningkatkan daya tahan tubuh," kata Dr Christine, Kamis (5/3/2020).
Baca Juga: Persiapan Apoteker Hadapi Tantangan dan Peluang Obat Digital di Era Globalisasi
Meski begitu, Christine mengimbau agar masyarakat mengonsumsi empon-empon secara bijak. Meskipun dapat meningkatkan daya tahan tubuh, namun konsumsi empon-empon secara berlebihan justru dapat menimbulkan masalah kesehatan lainnya.
"Kalau untuk dosisnya sebaiknya memang jangan berlebihan, cukup satu kali sehari. Jadi konsumsi yang sewajarnya saja, dan belinya juga sewajarnya saja, tidak perlu memborong stok di pasaran. Selain itu, masih banyak juga cara lain untuk meningkatkan daya tahan tubuh, selain mengonsumsi empon-empon. Asalkan makan bergizi, rutin olahraga, istirahat cukup, dan kelola stres. Hal ini sudah sangat membantu menjaga daya tahan tubuh," jelasnya.
Christine mengaku, selain laris manis di sejumlah pasar tradisional, empon-empon yang ditanam oleh Asuhan Mandiri Tanaman Obat Keluarga (Asman Toga) asuhan Pemkab Blitar juga kewalahan melayani pembeli. Bahkan dari 50 Asman Toga di Kabupaten Blitar, beberapa di antaranya ada yang sampai mendapat pesanan dari luar daerah.
Baca Juga: Fakta Buah Pare, Mampu Gugurkan Kandungan Hingga Sebabkan Impotensi?
"Saya tanya ke beberapa pengelola Asman Toga, memang ada peningkatan pembelian, bahkan ada yang skalanya besar-besaran. Dari sisi harga, otomatis sesuai hukum ekonomi harganya jadi naik berlipat-lipat," pungkasnya.
Sementara berdasarkan pantauan di sejumlah pasar tradisional di Kabupaten Blitar, harga empon-empon memang mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Harga jahe yang sebelumnya Rp 25 ribu per kilogram, kini naik menjadi Rp 40 ribu per kilogram.
Disusul kunyit mengalami kenaikan dari yang sebelumnya Rp 7.000 menjadi Rp 10.000 per kilogram. Lalu temulawak dari sebelumnya Rp 6.000 naik menjadi Rp 10.000 rupiah per kilogram. Kemudian serai dari Rp 4.000, sekarang Rp 6.000 per kilogram.
Baca Juga: Mampu Membunuh Sel Kanker, ini Sederet Manfaat Teh Daun Sirsak
"Sejak tiga hari ini harganya naik semua, mulai dari jahe, kunyit sampai serai. Padahal biasanya nggak pernah naik serempak seperti ini, mungkin karena katanya bisa melawan virus corona, jadi banyak yang nyari dan harganya jadi naik," ungkap Tatik, salah satu penjual empon-empon di Kecamatan Nglegok. (ina/rev)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News