PROBOLINGGO, BANGSAONLINE.com - Pergerakan tren virus Corona (Covid-19) begitu cepat di Kabupaten Probolinggo. Satgas (Satuan Tugas) Penanggulangan Bencana Non Alam dan Percepatan Penanganan Virus Corona Disease (Covid-19) merilis data per Minggu (22/3), terdapat 216 Orang Dalam Risiko (ODP), 20 Orang Dalam Pemantauan (ODP), dan 3 Pasien Dalam Pengawasan (PDP).
Untuk 3 PDP ini berada di Kecamatan Kraksaan 2 orang, dan Kecamatan Dringu 1 orang. Selain itu, dinyatakan satu orang PDP meninggal dunia. Padahal, satu PDP itu masih belum dinyatakan positif virus corona.
Baca Juga: Sarbumusi Kota Proboolinggo Ingatkan Pengusaha agar Tak Intervensi Pilihan Karyawan di Pilkada 2024
“Sementara hasil dari pemeriksaan terhadap 2 PDP yang sudah dirujuk ke RSUD Sidoarjo dan Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Malang sampai sekarang masih dalam tahap menunggu hasil pemeriksaan lebih awal. Kita masih menunggu proses antrean untuk pemeriksaan dikirim ke laboratorim,” ujar Juru Bicara Satgas Penanggulangan Bencana Non Alam dan Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Probolinggo, dr Anang Budi Yoelijanto didampingi Ketua Satgas Anggit Hermanuadi, dan Kepala Diskominfo Kabupaten Probolinggo Yulius Christian saat menggelar rilis pers bersama sejumlah awak media, Ahad (22/3).
Terkait dengan adanya 2 warga dari Kecamatan Dringu dan Kraksaan ini, Anang menyampaikan bahwa penyemprotan anti virus itu memang prosedur yang standar. Terlebih dari itu, untuk sementara dua kasus itu belum positif.
Baca Juga: Tegas! Ketua GP Ansor Kota Probolinggo Bakal Tindak Anggotanya yang Tak Netral di Pilwali
“Cuma kita mencoba untuk mendalami berkaitan dengan kasus tersebut. Habis itu kita sarankan masyarakat untuk isolasi di rumah secara mandiri. Sambil kita menunggu hasil pemeriksaan dari laboratorium. Kalau ini positif, maka kita akan lebih masif lagi. Masalah penyemprotan itu sudah terprogram ada kasus dan tidak kasus. Fasilitas-fasilitas umum akan kita lakukan penyemprotan,” jelasnya.
Selanjutnya berkaitan dengan adanya informasi warga Desa Asembakor Kecamatan Kraksaan yang meninggal ketika hendak bekerja dan ditolak karena suhu badannya tinggi, Anang menympaikan hal itu agak sedikit berbeda dengan informasi yang diterima oleh Dinkes Kabupaten Probolinggo. Ia dinyatakan bekerja ke Surabaya, bukan hendak bekerja ke luar negeri.
“Tetapi yang pasti, kasus itu sebenarnya dia datang, baru diperiksa dan belum terkonfirmasi secara jelas yang bersangkutan karena kondisinya meninggal. Kita melakukan pengawasannya dan pelacakannya, kemudian memastikan bahwa masyarakat tidak perlu panik. Karena sumber penularan tidak harus dari orang itu. Ini pun juga masih belum pasti, makanya dinyatakan PDP. Makanya lebih pasti tidak perlu kita hebohkan, justru kita doakan yang penting masyarakat ini membatasi diri untuk keluar rumah, jaga kesehatannya dan jaga kontak,” tegasnya.
Baca Juga: Banjir Dukungan! Khofifah Dirubungi Ribuan Pekerja SKT Sampoerna Plant Kraksaan
Anang menerangkan kasus balita PDP yang tinggal di belakang daerah Pasar Dringu tersebut sudah ditangani dengan baik. Tetapi kasus seperti pasar di mana pun sudah menjadi program Satgas Penanggulangan Bencana Non Alam dan Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Probolinggo untuk dilakukan pengawasan dan penyemprotan.
“Semua fasilitas umum akan dilakukan pengawasan termasuk penyemprotan. Semua sudah berjalan hanya jadwalnya saja yang masih belum. Semua sudah diprogram bahwa semua pasar tradisional akan dilakukan pengawasan dan penyemprotan,” terangnya.
“Selama dalam proses penanganan di RSSA Malang, balita PDP 3 tahun asal Kecamatan Dringu akan didampingi oleh orang tuanya. Kita juga melakukan pengawasan dan pendampingan di rujukan RSSA Malang. Terus kita melakukan pengawasan bagi keluarga yang tinggal di rumah. Hal ini sesuai dengan perintah dari Ibu Bupati,” tegasnya.
Baca Juga: Belasan Wartawan Datangi Kantor DPRD Kota Probolinggo, Ada Apa?
Terkait dengan adanya informasi WNA (Warga Negara Asing) yang bekerja di PT YTL Jawa Power Paiton yang meninggal dunia di RS Rizani Paiton karena positif virus Corona, Anang memastikan bahwa berita itu tidak benar alias hoax.
Pria yang juga Kepala Dinkes Kabupaten Probolinggo ini mengakui bahwa secara umum di apotek saat ini memang masker sedang kosong karena memang kesulitan untuk mendapatkannya.
“Kita hanya memfasilitasi apotek untuk mendapatkan masker, tetapi tidak mudah. Fokus kami di Satgas menyediakan alat-alat pelindung diri untuk mem-backup rumah sakit dan puskesmas yang ada. Supaya mereka dalam melaksanakan tugasnya aman sehingga bisa memberikan pelayanan maksimal kepada masyarakat,” ungkapnya.
Baca Juga: Satreskrim Polres Probolinggo Kota Ringkus Pencuri dan 2 Penadah
Dengan semakin banyaknya jumlah ODR, Anang mengakui bahwa kebutuhan masker memang sangat tinggi. Sementara di sisi lain, masyarakat kesulitan untuk mendapatkan masker. Oleh karena itu Dinkes akan menyediakan masker untuk melayani masyarakat termasuk pasien yang sedang batuk.
“Kita harapkan nantinya masyarakat yang batuk dan ada keluhan sakit di pusat layanan kesehatan akan diberikan masker secara gratis. Karena itu sumber penularan dan akan diprioritaskan mendapatkan masker gratis,” jelasnya.
Terkait dengan pengajuan rumah sakit di Kabupaten Probolinggo sebagai rumah sakit rujukan untuk penanganan khusus pasien virus corona rencananya bakal dipusatkan di RSUD Tongas, Kabupaten Probolinggo. (ndi)
Baca Juga: Pertanyakan Laporan Polisi, Belasan Anggota GRIB Kota Probolinggo Datangi Kantor FIF
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News