JEMBER, BANGSAONLINE.com - Kabupaten Jember yang memiliki rumah sakit rujukan untuk wilayah Timur Jatim, mendapat bantuan sekitar 300 alat rapid test dari pemerintah pusat. Alat tersebut digunakan untuk melakukan tes awal pada pasien, guna mengetahui positif atau negatif Covid-19.
Hal ini disampaikan Bupati Jember Faida saat menggelar konferensi pers di Pendapa Wahyawibawagraha, Rabu (1/4/2020) siang. Bupati Faida menyampaikan, alat rapid test itu didistribusikan ke RSUD dr. Soebandi.
Baca Juga: Hadir di Kampanye Akbar, Irwan Setiawan Ajak Menangkan Khofifah-Emil
"Kita dapat jatah (alat) rapid test (dari pemerintah pusat). Tapi itu hanya sebagai tes awal. Adapun hasilnya (dari penggunaan alat tes tersebut), hanya sebagai tes cepat dan awal," kata Faida saat dikonfirmasi wartawan.
"Sehingga hasilnya pun bisa kurang tepat. Bisa positif palsu atau negatif palsu. Bahkan ada yang beberapa kali tes negatif, kemudian tes terakhir positif," katanya.
Bahkan jika dilakukan tes dengan gejala yang ditunjukkan baru 2 atau 3 hari, lanjut Faida, lebih banyak hasilnya negatifnya, daripada positif.
Baca Juga: Seribu Massa SSC di Jember Nyatakan Dukung Khofifah-Emil
Menurut Faida, bantuan 300 alat rapid test ini masih kurang untuk memenuhi tim medis. Karena itu, pihaknya akan mengupayakan pengadaan mandiri.
"Dengan keterbatasan jumlah alat rapid test itu, yang mendapat hanya rumah sakit rujukan berdasarkan SK Gubernur. Penggunaan alatnya lebih diprioritaskan kepada (pasien) yang lebih membutuhkan hasil tes tersebut," ucapnya.
"Sehingga bagi orang-orang yang berada di lapangan seperti halnya bupati, wabup, ataupun jajaran Forkopimda lainnya, secara tidak langsung statusnya bisa jadi ODP. Tapi kita (Forkopimda) kan tidak keluar masuk dari Kabupaten Jember. Jadi karena berada di wilayah sendiri, ya aman-aman saja. Apalagi jadi pemimpin (kepala daerah) ada risikonya. Saya, Pak Dandim, Pak Kapolres, mau tidak mau harus berada di tengah masyarakat," ungkapnya.
Baca Juga: DPPTK Ngawi Boyong Perwakilan Pekerja Perusahaan Rokok untuk Ikuti Bimtek di Jember
Apakah perlu pengecekan kesehatan bagi bupati dan wabup ataupun jajaran Forkopimda lainnya? Menurut bupati wanita pertama di Jember ini tidak perlu.
"Cukup dengan menaati aturan yang sudah disosialisasikan. Seperti halnya jaga jarak, pakai masker, cuci tangan setiap keluar masuk mobil, atau datang (ke lokasi tujuan) di (semprot) disinfektan, dan terakhir menyerahkan pasrah kepada Allah SWT, usaha tidur cepat (istirahat cukup), itu saja yang dilakukan," tuturnya.
"Minum vitamin, saling mengingatkan (untuk jaga stamina) itu yang kita lakukan (antar) Forkopimda, termasuk Pak Wabup," sambungnya.
Baca Juga: 5 Kendaraan Terlibat Kecelakaan Beruntun di Jember
Jika merasa kurang sehat, kata Faida, pihaknya juga akan segera berhenti berkegiatan. "Sejauh ini kondisi kita (bupati, wabup, dan jajaran Forkopimda) cukup baik, dan saya optimis, pengetatan aturan dilakukan dan masyarakat mendukung, semakin cepat mengakhiri situasi ini," tandasnya.
Konferensi pers itu juga dihadiri Wakil Bupati Abdul Muqit Arief bersama jajaran Forkopimda lainnya, di antaranya Dandim 0824 Jember Letkol (Inf) La Ode Muhammad Nurdin. (ata/yud)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News